Wisata

Menyusuri Pusat Kota Tempo Dulu, Menapaktilasi Jejak Sejarah Kota Kediri

Minggu, 10 September 2023 - 22:44 | 227.86k
Para peserta saat singgah di eks rumah dinas Residen Kediri (foto : yobby/Times Indonesia) 
Para peserta saat singgah di eks rumah dinas Residen Kediri (foto : yobby/Times Indonesia) 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Menjadi salah satu kota penting di masa kolonial Belanda, Kota Kediri menyimpan banyak rekam jejak sejarah dalam bentuk bangunan. Mulai tempat pendidikan, perkantoran sampai tempat ibadah. 

Bangunan-bangunan tersebut terutama di sekitar Bundaran Sekartaji, sekitaran Jalan Veteran Kota Kediri. Puluhan pecinta sejarah, Minggu sore (10/09/2023) melangkahkan kaki mereka, untuk menapaktilasi jejak sejarah Kota Kediri. 

Advertisement

Jelajah ini sendiri merupakan bagian dari kegiatan Brantas Acarita, yang diinisiasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur. "Jelajah kota tua Kota Kediri kali ini kita fokuskan di kawasan barat sungai atau di kawasan Sekartaji.Ini kali kedua pertama di 2020," tutur Ketua Pelestari Sejarah Budaya Kadiri (Pasak) Didin Saputro, Minggu (10/09/2023). 

Rute jelajah Kediri tempo dulu itu dimulai dari SMAN 1 Kediri. Bangunan yang baru saja mendapatkan sertifikat cagar budaya itu memang memiliki nilai historis yang tinggi baik dalam pendidikan dan perjuangan. Pada jaman Hindia Belanda, bangunan  tersebut adalah sekolah lanjutan Belanda atau meer uitgebreid lager onderwijs (MULO).  

Perjalanan jelajah Kediri tempo dulu berlanjut ke sebelah timur selatan SMAN 1 Kediri, yakni ke Gereja Merah atau yang punya nama asli GPIB Immanuel Kediri itu menyimpan desain khas Eropa. Berstatus sebagai bangunan cagar budaya, Gereja Merah sudah berusia lebih dari 100 tahun. 

Perjalanan bergeser ke sebelah selatan Gereja Merah, yakni di Wisma Kapolres Kediri Kota. Bangunan wisma yang masih banyak mempertahankan desain aslinya ini, dulu merupakan rumah asisten residen dan gedung pemerintahan masa Hindia Belanda. 

Tepat di sebelah selatan wisma terdapat Gedung bank BRI yang merupakan eks gedung Afdeelingsbank, bank rakyat pada masa itu. Di seberang gedung tersebut adalah Mako Polres Kediri Kota. Pada masa Hindia Belanda, bangunan tersebut adalah benteng militer Belanda. Salah satu sisa bagian benteng yang masih terlihat jelas adalah dua bastion atau menara pengawas yang menghadap ke arah Jembatan Lama Kota Kediri. 

menara-pengawas.jpgBangunan menara pengawas benteng yang sekarang menjadi Mako Polres Kediri Kota (foto : yobby/Times Indonesia) 

Menelusuri jejak Kediri tempo dulu tidak akan lengkap tanpa singgah di Jembatan Lama Kediri. Disini para peserta mendapat penjelasan tentang jembatan yang sudah berusia 1,5 abad lebih itu. Sejarah mencatat, jembatan bernama asli Brug Over Den Brantas Te Kediri itu adalah jembatan konstruksi besi pertama di Indonesia. 

Setelah menyempatkan diri berfoto di Jembatan Lama Kediri, para peserta melanjutkan perjalanan salah satu bangunan lama yang berada di belakang Taman Harmoni Kediri. 

jembatan-lama.jpgPara peserta berfoto di jembatan lama Kota Kediri (foto : yobby/Times Indonesia) 

Perjalanan para peserta berakhir di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kediri. Bangunan gedung ini pada masa lalu adalah Rumah Dinas Residen Kediri. Desain dan struktur bangunan masih banyak yang bertahan seperti aslinya. 

Melihat banyaknya bangunan bersejarah yang ada, kawasan sekitar bundaran Sekartaji memang bisa dibilang sebagai pusat pemerintahan atau pusat Kota Kediri di masa lampau. 

"Kawasan Sekartaji merupakan pusat pemerintahan yang dipimpin seorang residen dan pusat pemukiman warga Belanda," tambah Didin. 

Para peserta yang terdiri pecinta sejarah, pegiat budaya, pelajar dan mahasiswa dengan antusias mengikuti perjalanan. Tidak hanya dari dalam Kota Kediri, peserta juga datang dari wilayah Kabupaten Kediri dan juga bahkan Tulungagung. 

Didin berharap dengan adanya jelajah Kota Kediri tempo dulu, masyarakat bisa makin mengenal bangunan bersejarah yang menjadi warisan budaya.

"Juga mendorong masyarakat untuk terlibat dalam hal pelestarian dan menjaga keaslian bangunan,” tambahnya lagi. 

Sementara itu salah satu peserta bernama Hamdan Syukron mengungkapkan tidak hanya lebih mengenal sejarah dan budaya di Kota Kediri, dengan mengikuti jelajah kota Kediri tempo dulu itu dirinya juga bisa  menyalurkan hobi fotografi.

"Jadi bisa mengabadikan bangunan bersejarah yang ada di Kota Kediri," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES