Menjelajahi Museum Zoologi Frater Vianney, Satu-Satunya Museum Zoologi di Jawa Timur
![Moncong Ikan Gergaji menjadi salah satu koleksi unik Museum Zoologi Fr. M. Vianney, BHK. (FOTO: Rindiani Mayasari/TIMES Indonesia)](https://cdn-1.timesmedia.co.id/images/2023/09/22/Museum-Zoologi-Frater-Vianney.jpg)
TIMESINDONESIA, MALANG – Kota Malang sering dikenal sebagai kota pendidikan dan kota wisata yang menjadi tempat favorit wisatawan. Salah satu tempat yang dapat dijadikan destinasi wisata sekaligus tempat edukasi yaitu Museum Zoologi Fr. M. Vianney, BHK Malang.
Museum yang sudah ada sejak tahun 1988 memiliki jumlah koleksi 12.249 spesimen hewan yang diawetkan. Lokasinya ada di Jalan Mahameru VE 7 Tidar No.10, Doro, Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Advertisement
Koleksi-koleksi tersebut kebanyakan milik pendiri sekaligus kolektor Museum Zoologi (almarhum Fr. M. Clemens, BHK). Ada juga koleksi yang diterima dari perseorangan atau masyarakat dan pemerintah dalam hal ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Di lantai pertama terdapat koleksi hewan laut seperti, cangkang kerang-kerangan dan harimau yang diawetkan. Didominasi oleh koleksi kerang, menjadikan Kerang Nautilus sebagai logo dari Museum Zoologi Frater Vianney. Salah satu koleksi kerang di museum ini adalah Kerang Kima atau Tridacna gigas. Kerang Kima merupakan kerang terbesar di perairan Asia Tenggara.
Selain itu, tepat di belakang museum, terdapat koleksi hewan hidup seperti ular dan kura-kura. Pengunjung dapat melihat dan bermain dengan hewan-hewan tersebut. Tentunya dalam pengawasan dari penjaga museum.
Destinasi wisata sekaligus tempat edukasi yaitu Museum Zoologi Fr. M. Vianney, BHK Malang. (FOTO: Rindiani Mayasari/TIMES Indonesia)
Menuju ke lantai 2, akan diperlihatkan koleksi berupa tengkorak kepala monyet, kepala kijang, tapir, babi hutan, dan terdapat kerang kima yang terbuka. Koleksi tersebut berjajar rapi di sepanjang dinding tangga.
Koleksi di lantai atas berupa ular, trenggiling, penyu berusia 30 tahun, kulit ular, dan singa yang diawetkan. Lantai ini merupakan tempat yang difokuskan untuk pembelajaran. Salah satu materi yang dipelajari yaitu tentang hewan avertebrata dan invertebrata.
Dalam perawatan koleksi, terdapat dua awetan yaitu awetan basah dan awetan kering. Awetan basah menggunakan rendaman alkohol 80%.
Hewan yang diawetkan dengan alkohol adalah hewan yang sudah hampir punah di alam. Fungsi pengawetan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengedukasikan keberadaan hewan tersebut di alam kepada pengunjung museum.
Sedangkan awetan kering menggunakan formalin dan bahan kimia lainnya atau dengan dibersihkan menggunakan sabun. Berbeda dengan awetan basah, organ dalam hewan dikeluarkan terlebih dahulu kemudian dijahit. Salah satu contoh koleksi yang menggunakan awetan ini adalah singa dan harimau.
Harga tiket masuk Museum Zoologi Frater Vianney untuk rombongan bervariasi sesuai dengan jenjang pendidikan. Untuk TK Rp15 ribu/anak, SD Rp20 ribu/anak, SMP Rp22 ribu/anak, dan SMA Rp25 ribu/anak. Materi pembelajaran yang diberikan bisa sesuai keinginan sekolah dengan durasi waktu 120 menit.
Meskipun diperuntukkan untuk pembelajaran, pengunjung umum juga diperbolehkan untuk menjelajahi koleksi museum. Namun, berbeda dengan rombongan siswa sekolah, tidak ada patokan harga alias gratis.
Museum yang berada dibawah naungan Yayasan Mardi Wiyata ini beroperasi hari Senin hingga Sabtu dari jam 07.00 hingga 14.00 WIB. Dengan mengunjungi Museum Zoologi Frater Vianney, pengunjung akan mendapatkan wawasan mengenai koleksi dari berbagai spesies hewan yang unik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |