Mengenal Museum Panji, Jejak Sejarah Topeng Malangan dan Budaya Kabupaten Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Topeng Malangan merupakan ikon Kabupaten Malang. Untuk belajar mengenai sejarah Topeng Malangan, tempat paling tepat di Museum Panji terletak Desa Slamet, Tumpang, Kabupaten Malang.
Nama Museum Panji diambil dari karakter Topeng Malangan yang merupakan ikon Kabupaten Malang. Pemilihan nama itu sudah sangat tepat karena merupakan identitas dari Kabupaten Malang.
Advertisement
Terlebih, tidak banyak tempat yang bisa digunakan belajar Topeng Malangan. Bisa jadi, Museum Panji merupakan tempat satu-satunya yang mengulas dengan spesifik dari Topeng Malangan sekaligus sejarah Kabupaten Malang.
Berbagai koleksi yang ada di Museum Panji. (Foto: IG Museum Panji)
Museum Panji di Kabupaten Malang sudah terdaftar di Kemendikbud. Dari situs Kemendikbud penamaan Museum Panji berkaitan dengan legenda atau cerita rakyat di Kabupaten Malang yang mengajarkan budi pekerti dan cinta lingkungan yaitu cerita Panji.
Sementara itu, Museum Panji sendiri dibangun supaya bisa menanamkan kembali budaya lokal pada masyarakat. Pembangunan museum ini dimulai sejak 2014 dan diresmikan pada 2016.
Yayasan Inggil Malang sebagai pendiri sekaligus menyiapkan museum ini untuk mendukung usulan Cerita Panji dan Topeng Malangan sebagai warisan peninggalan dan budaya dunia kepada UNESCO.
Koleksi di museum Panji adalah topeng wayangan, wayang-wayang, dan prasasti peninggalan masa kerajaan. Selain itu, terdapat potret Malang tempo dulu.
Dikutip melalui situs resmi, selain terdapat topeng dan wayang, di Museum Panji juga terdapat dua koleksi masterpiece. Yakni topi asli Bupati Malang ke-1 dan fosil tanduk kerbau.
Pengelolaan Museum Panji mengikuti konsep seni pertunjukan Topeng Malangan dalam Cerita Panji. Museum Panji didirikan oleh seorang arkeolog bernama Dwi Cahyono.
Dia adalah salah satu anggota Asosiasi Museum Indonesia. Pembangunan museum dilakukan di atas lahan pribadi seluas kurang lebih tiga hektar. Benda-benda koleksinya dipamerkan dengan bentuk menyerupai diorama.
Sedangkan tata kelolanya menggambarkan sejarah Kota Malang sejak masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1716. Ruang pameran diisi dengan berbagai koleksi seperti wayang, patung, golek, dan boneka.
Konsep pengelolaannya adalah mengenalkan kebudayaan lokal melalui cerita tentang budi pekerti dan sifat cinta lingkungan. Untuk belajar di Museum Panji, cukup terjangkau.
Hanya merogoh koceh sebesar Rp 15 ribu untuk anak-anak dan Rp 20 ribu untuk orang dewasa, sudah bisa belajar sejarah Kabupaten Malang dan Topeng Malangan. Di tempat itu pula juga acap kali ditampilkan kesenian dan kebudayaan.
Tampilan sendratari Topeng di Museum Panji. (Foto: Ekoujang)
Tentunya, yang paling ditampilkan adalah sendratari Topeng Malangan. Karena di tempat tersebut tersedia stage untuk menampilkan aneka kegiatan kesenian maupun kebudayaan.
Juga tersedia guide yang dapat memandu selama berada di Museum Panji. Relief serba tokoh Panji banyak terukir di tempat ini. Tidak hanya itu, daun lontar hingga batu, semakin melengkapi koleksi museum tersebut.
Museum Panji tidak hanya sebatas di ruangan. Melainkan ada pula fasilitas out door yang bisa dinikmati oleh pengunjung maupun wisatawan. Salah satu fasilitas out door adalah kolam renang.
Usai lelah belajar mengenai Topeng Malangan, anak-anak bisa menikmati kesegaran air dengan bermain di Kolam Renang. Sedangkan yang paling asyik aktivitas di di Museum Panji ini adalah melukis Topeng yang digemari anak-anak. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |