Wisata

Petani di Kediri Gelar Tradisi Sedekah Dawet, Berharap Hujan Segera Turun

Senin, 06 November 2023 - 20:10 | 53.03k
Para petani di Kediri melangsungkan tradisi sedekah dawet (Foto : Yobby/Times Indonesia)
Para petani di Kediri melangsungkan tradisi sedekah dawet (Foto : Yobby/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Petani di Kebupaten Kediri melangsungkan sedekah dawet untuk mengundang hujan turun. Tradisi itu dilakukan para petani Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri di Sumber Kembangan Paron, Senin (06/11/2023). 

Dawet yang diwadahi beberapa gentong tanah diarak oleh para petani dari salah satu rumah warga menuju Sumber Kembangan Paron.

Advertisement

Sesampainya di sumber,  para petani yang berasal dari Gapoktan Desa Paron bersama Kepala Desa, Penyuluh Lapangan berdoa bersama sebagai bentuk ikhtiar agar hujan segera turun. 

"Ada keluhan dari petani, mengalami kesulitan air karena itu kita gelar sedekah dawet ini," ungkap Ketua Gapoktan Tani Makmur Desa Paron Ahmad Toyib. 

Usai berdoa bersama, sebagian dawet tersebut dibagikan kepada para petani dan masyarakat sekitar. Sementara sebagian lainnya diguyurkan ke badan Klantung atau petugas penjaga air. 

Guyuran itu bukan tanpa alasan. Selama ini para klantung menjaga saluran air tetap lancar, baik dari hulu ke hilir setiap harinya."Rumusnya para petani, kalau klantung basah karena guyuran dawet, maka hujan akan segera turun," ujarnya lagi.

Sedekah-Dawet.jpg

Lalu, dawet yang masih ada dalam wadah gentong tanah ditumpahkan seluruhnya ke sumber oleh para petani. "Semoga segera turun hujan dan barokah. Kalau hujan cepat turun, membantu petani mengurangi biaya pertanian,"tambahnya. 

Tradisi ini menurut Kepala Desa Paron Buyung Wicaksono dilakukan ketika kemarau panjang terjadi. Tradisi tersebut terakhir kali dilakukan pada tahun 2019. Saat itu musim kemarau juga terjadi cukup panjang dan hujan tidak kunjung turun. 

Musim kemarau berkepanjangan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir memang menyulitkan para petani. Para petani di Kediri, termasuk di desa Paron terpaksa mengeluarkan ongkos tambahan untuk menyewa pompa air. 

Hal itu dilakukan agar para petani tetap bisa mengairi sawah mereka. "Petani terpaksa menyewa pompa. Sekali sewa diesel perjam sekitar Rp 40 ribu- Rp 50 ribu. Untuk mengairi sawah perlu waktu setidaknya 3-4 jam, jadi bisa lebih dari Rp 100 ribu," tuturnya lagi. 

Di desa Paron sendiri terdapat kurang lebih 300 orang petani yang sehari-hari menggarap lahan, baik padi ataupun hortikultura. 

"Harapannya segera turun hujan dan kedua, karena dilakukan di Sumber Kembangan, semoga debit air sumber terus melimpah,"pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES