Wisata

Pasar Krempyeng Jadi Jujukan Wisata Kuliner Jadul Khas Pacitan

Sabtu, 18 November 2023 - 20:49 | 69.86k
Ketua Dekranasda Pacitan, Efi Suraningsih saat menikmati kuliner tradisional di Pasar Krempyeng. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Ketua Dekranasda Pacitan, Efi Suraningsih saat menikmati kuliner tradisional di Pasar Krempyeng. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITANPasar Krempyeng merupakan pasar dadakan yang keberadaannya lekat dengan tradisi masyarakat. Pasar Krempyeng yang buka selama kegiatan Festival Rontek Pacitan 2023 ini menjadi jujukan wisata kuliner jadul dengan kekhasan tersendiri. 

Bertempat di Alun-alun Kabupaten Pacitan, sedikitnya 32 tenda dimanfaatkan para pegiat UMKM untuk menjajakan berbagai produk kuliner tradisional hingga aneka kopi. 

Advertisement

Menurut Ketua Dekranasda Pacitan, Efi Suraningsih, dibukanya Pasar Krempyeng ini bertujuan untuk mengangkat potensi dan kearifan lokal yang ada sehingga mampu menopang perekonomian masyarakat. 

"Selain menyemarakkan kegiatan Festival Rontek juga untuk meningkatkan UMKM. Bukan hanya UMKM yang sudah punya nama, namun produk lokal setiap kecamatan yang ada supaya bisa terangkat," katanya, Sabtu (18/11/2023). 

Pasar-Krempyeng-B.jpg

Produk UMKM milik ibu-ibu PKK itu, tambah Efi, merupakan warisan leluhur turun-temurun yang layak dilestarikan. Meski demikian, konsep pengemasan transksionalnya sudah menggunakan cara modern. Pengunjung cukup bayar makanan via gadget dan uang digital. 

"Makanan trdisional Pacitan kan banyak banget, jadi ini sekaligus mengenalkan ke masyarakat secara luas," terang perempuan yang mengaku pecinta kuliner Pecel Kering itu. 

Salah seorang penjaja kuliner tradisional, Welly Marizka Sandi mengungkapkan, Pasar Krempyeng baginya adalah kesempatan untuk menambah pendapatan dan meraup cuan. 

Terlebih, Bongko Kopyor yang ia jual termasuk salah satu kuliner langka dan nyaris tidak ditemukan di pasar tradisional saat ini. Berbahan dasar daging kelapa muda, jajanan ini rasanya gurih dan nikmat berpadu dengan mutiara, areh, roti tawar dan dikukus menggunakan daun pisang. 

"Satu bungkusnya Rp5 ribu. Ada juga mier sambel, yakni berbahan gula jawa dan kecap dimakan dengan opak ketela goreng. Kalau rindu makanan jadul, ke sini saja," ujar Welly kepada TIMES Indonesia. 

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Pacitan Khoirul Amin mengatakan, bahwa Pasar Krempyeng mengusung konsep perpaduan budaya dengan ekonomi kreatif. Ia yakin, jika seni budaya termasuk Festival Rontek dan Pasar Krempyeng termasuk alat pembangunan. 

"Jadi pagelaran seni budaya bukan sekedar hura-hura, tapi lebih menumbuhkan perekonomian warga. Prinsip kami, di mana ada mobilitas, disitulah ekonomi bergerak," ucapnya. 

Hadir dalam pembukaan Pasar Krempyeng Festival Rontek 2023 Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Kebudayaan dan Olahrga Pacitan, Turmudi, Deputi Kepala BI Kediri, Wilujeng Ayu Rengganis beserta tamu undangan lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES