Cerita Candi Penataran, Kompleks Candi Hindu Terbesar di Jawa Timur

TIMESINDONESIA, BLITAR – Candi Penataran merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur yang berdiri di tanah seluas 12.946 meter persegi. Candi Penataran ini dulunya ditemukan oleh seorang Gubernur Jendral Hindia-Belanda, Thomas Stamford Rafles pada tahun 1815. Hingga kini Candi yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok ini tetap berdiri megah.
Sebelum dikenal dengan nama Candi Penataran, tempat ini dulunya dinamai Candi Palah. Hal ini diketahui berdasarkan prasasti yang tersimpan di candi ini. Lewat prasasti tersebut, disebut bahwa Candi Palah adalah tempat pemujaan agar terhindar dari bencana letusan Gunung Kelud.
Advertisement
Dalam Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca mengungkapkan bahwa Raja Hayam Wuruk yang kala itu memimpin Kerajaan Majapait tahun 1350 – 1389 berkunjung ke “Palah” guna melakukan perjalanan keliling Jawa Timur. Disini Raja Hayam Wuruk melakukan pemujaan kepada Hyang Acalapat sang dewa penguasa gunung.
Di pintu masuk menuju candi ini terdapat dua buah arca Dwarapala yang berfungsi sebagai penjaga pintu. Candi utama pada kompleks Candi Penataran ini berada di pelataran belakang dan yang paling menonjol sebab memiliki ukuran paling besar diantara candi-candi yang lain. Candi utama ini terdiri dari 3 teras yang tersusun dengan tinggi 7,19 meter.
Yang menjadi keunikan pada kompleks Candi Penataran ini ialah keberadaan relief pada dinding-dinding candi. Relief ini menggambarkan tentang berbagai kisah seperti cerita Bubukhsah dan Gagang Aking, Sang Satyawan, Sri Tanjung, Ramayana, Kresnayan, hingga cerita-cerita fabel.
Candi Penataran ini dibangun oleh Pemerintahan Raja Srengga (1190 – 1200) pada tahun 1194 masehi. Kemudian pada tahun 1286 kompleks percandian ini menambah sebuah banggunan candi yang diberi nama Candi Naga. Dinamai demikian karena pada dinding-dinding candi ini terdapat relief yang menggambarkan seekor naga yang sedang disangga oleh sembilan orang. Diketahui candi tersebut dibangun pada masa pemerintaan Kertanegara, sebab ditemukan sebua angka yang bertuliskan 1208 saka.
Namun setelah Kerajaan Singasari runtuh, Candi Penataran ini dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Oleh sebab itu, perluasan kompleks candi dilakukan saat pemerintahan Jayanegara yang kemudian dilanjutkan oleh Tribuana Tungga Dewi beserta Hayam Wuruk.
Dari berbagai cerita yang diketahui, Candi Penataran ini menjadi lokasi Patih Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa di tahun 1331 masehi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |