Tebu, Tempat Anak Muda Kota Kediri Nongkrong Sambil Mengenal Budaya
TIMESINDONESIA, KEDIRI – Nongkrong dan anak muda adalah dua hal yang tak terpisahkan. Berawal dari nongkrong bersama teman, tidak jarang muncul ide kreatif. Ide kreatif akan lebih mudah muncul saat nongkrong di tempat yang inspiratif. Seperti Temu Budaya Cultural Creative Hub atau yang biasa disebut Tebu. Berada di dekat pusat Kota Kediri, Tebu adalah tempat yang unik.
Pemilik Tebu Adi Suwono mengungkapkan Tebu menampilkan kearifan lokal di tengah kota untuk mendorong masyarakat untuk makin mengenal budaya. Tidak hanya nongkrong, makan dan bercengkrama bersama teman, para pengunjung Tebu diajak setidaknya bisa mengenal satu budaya.
Advertisement
"Kebudayaan kita sangat luhur. Banyak yang bisa diekspresikan di tempat ini, baik itu bidang kesenian atau bidang yang lainnya kami kumpulkan di sini menjadi 1 miniatur kecil Kediri," tuturnya, Minggu (03/12/2023).
Pojok UMKM Tebu dengan berbagai macam tenun ikat. (Foto: Yobby/Times Indonesia)
Cafe yang juga memiliki coworking space, meeting, art space, pusat UMKM serta panggung terbuka ini memiliki unsur budaya Jawa yang kental. Saat tiba, para pengunjung akan disambut dengan sebuah gunungan wayang besar di pintu masuk.
Melangkahkan kaki ke dalam, pengunjung akan dibawa merasakan nuansa rumah Jawa, yang dipergunakan sebagai tempat makan dan nongkrong. "Jadi nongkrong berbudaya,"ujarnya.
Panggung terbuka yang ada,ditambahkan bebas dimanfaatkan komunitas dan pemuda kota Kediri untuk unjuk gigi menampilkan kreasi kreatif mereka, terutama kreasi dengan unsur budaya.
"Harapannya bisa dimanfaatkan para seniman untuk berkreasi di sini. Silahkan yang mau mempergunakan, untuk menunjukkan bahwa Kediri ini punya banyak seni punya banyak hal yang bisa ditampilkan," tambahnya.
Nuansa rumah Jawa makin terasa, karena setiap ruangan di Tebu memiliki nama sendiri seperti halnya dalam sebuah rumah Jawa. Ruangan tersebut diantaranya diberi nama Sentong Kertapati dan Sentong Anggraeni.
Salah satu ruangan di Tebu. (Foto: Yobby/Times Indonesia)
"Kami mengadopsi itu. Meskipun tidak tepat sekali, tapi filosofisnya coba kita masukkan konsepsi itu. Bahwa seperti ini bangunan jawa, kearifan lokal yang harus kita lestarikan," jelasnya.
Tebu juga memiliki pojok UMKM khas kota Kediri. Mulai dari tenun ikat khas Kota Kediri, aksesoris sampai berbagai makanan ringan khas Kota Kediri. Di pojok UMKM ini juga terdapat sebuah mesin pembuat tenun, bagi siapa saja yang ingin mencoba untuk membuat sendiri tenun ikat khas Kediri.
"Menenun adalah bagian dari budaya yang harus betul-betul dilestarikan ke depan. Agar mereka tidak hanya menggunakan tapi juga mengetahui cara memproduksi sebuah kain tenun asli Kediri," tuturnya.
Sementara itu untuk menu Tebu memiliki beragam menu menarik. Putri Adi Suwono sekaligus pengelola Tebu Regina Nadya Suwono mengungkapkan pilihan menu merupakan kombinasi dari menu lokal Jawa Timur, western dan chinese food.
“Jadi kita ada menu chinese yang kita kombinasikan dengan Jawa. Karena kita di Jawa Timur, semua makanan western chinese kita jadikan satu dikombinasikan dengan sentuhan lidah orang Jawa Timuran,” pungkasnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |