Wisata

Mitos di Balik Situs Umpak Songo Banyuwangi: Gerbang Dunia Lain

Rabu, 27 Desember 2023 - 11:37 | 62.66k
Situs Umpak Songo yang berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, dan juru rawat situs, Warisih. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Situs Umpak Songo yang berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, dan juru rawat situs, Warisih. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur selalu menyimpan cerita atau mitos yang menarik untuk ditilik. Mulai dari cerita tutur kepahlawanan hingga misteri supranatural. Seperti salah satu mitos yang banyak diyakini masyarakat tentang situs Umpak Songo yang dipercaya menjadi gerbang dimensi dunia lain.

Berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, situs Umpak Songo ditemukan pada 1916, oleh Mbah Nadi Gede, yang merupakan kakek dari juru rawat situs Umpak Songo saat ini bernama Warisih.

Advertisement

Menurut cerita dari Warisih, mitos dari Umpak Songo yang menjadi gerbang dunia lain tersebut adalah karena sebelum ditemukannya situs, wilayah tempat Umpak Songo merupakan hutan yang lebat, hingga disebut demikian karena siapapun yang masuk wilayah hutan Umpak Songo pada waktu itu, seseorang tersebut tidak akan bisa kembali atau hilang.

“Konon, siapapun yang masuk tidak akan bisa keluar hutan dengan selamat, kata orang-orang Jawa bilangnya ‘Jalma Moro Jalma Mati’ (yang masuk tidak akan bisa keluar),” ujar Warisih, Rabu (27/12/2023).

Lebih lanjut, Warisih menerangkan, hutan di ujung timur Pulau Jawa itu akhirnya berhasil dibabat oleh Mbah Nadi Gede, yang kemudian dilokasi yang dibabat tersebut ditemukan sebanyak 49 batu dengan adanya lubang di batu, yang lantas dinamakan Umpak. Batu umpak tersebut ternyata menjadi bukti eksistensi Kerajaan Blambangan pada abad ke-14.

“9 dari 49 batu besar atau Umpak yang ditemukan itu di bagian tengah berlubang, makanya diberi nama Situs Umpak Songo,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, menjelaskan, Umpak Songo merupakan tumpukan batu yang ditengahnya berlubang seukuran tiang kayu bangunan.

Dewa mengutarakan, bilamana situs Umpak Songo yang sekarang bukan bagian utama, melainkan bagian teras belakang tempat pertemuan. Hal tersebut diidentifikasi dari kecilnya lubang di kayu yang ada pada batu atau umpak.

“Saka yang utama itu benar ada 9 Umpak dengan ukuran batu dan lubang yang besar, nah umpak itu sudah bergerak keluar dari situs,” ucapnya.

Situs Ompak Songo dipercaya sebagai tempat berkumpulnya orang-orang penting di masa Kerajaan Blambangan, yaitu tempat berkumpulnya Raden Tumenggung Wiraguna dengan para abdinya dan di situs itu pula pernah menjadi saksi tempat pelantikan Raden Tumenggung Wiroguno atau Bupati Mas Alit pada masa pendudukan VOC, dan menjadi situs sisa Kerajaan Blambangan saat ibu kota kerajaan pindah ke Ulupampang.

Namun, tempat pertemuan itu terbengkalai saat ibu kota Blambangan dipindah ke Pendopo Sabha Swagata Kabupaten Banyuwangi pada 1774. Situs Ompak Songo sempat digunakan sebagai lokasi persembahyangan umat Hindu. Hingga 1960-an, pertumbuhan jumlah umat mulai meningkat, yang akhirnya umat mencari lokasi baru untuk persembahyangan, dan ditetapkan di lokasi Pura Agung Blambangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES