Wisata

Mengenal Pulau Sempu, Laboratorium Cagar Alam nan Eksotis

Selasa, 02 Januari 2024 - 20:54 | 63.76k
Foto ilustrasi Pulau Sempu di Pantai Sendangbiru Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. (Foto: dokpri)
Foto ilustrasi Pulau Sempu di Pantai Sendangbiru Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. (Foto: dokpri)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGPulau Sempu yang berada di Sendangbiru Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, memang banyak diminati pengunjung. Tak terkecuali, untuk keperluan kegiatan riset atau penelitian. 

Head of Research and Development Sahabat Alam Indonesia (SALAM) Agus Nurrofik mengungkapkan, Pulau Sempu memang bisa menjadi Laboratorium Cagar Alam yang eksotis bagi para wisatawan peneliti. 

Advertisement

Dijelaskan, Cagar Alam Pulau Sempu merupakan kawasan suaka alam yang menjadi barometer, juga parameter pembanding bagi ketika penelitian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Selatan Pulau Jawa. 

Menurutnya, Pulau Sempu resmi ditetapkan sebagai cagar alam sejak 1928 silam, pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Ketetapan ini dituangkan dalam SK Gubernur Jenderal (Besluit van den Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie) No. 69 dan No. 46 tanggal 15 Maret 1928, tentang Aanwijzing van het natuurmonument Poelau Sempoe seluas 877 hektare.

Kawasan Pulau Sempu sendiri tepatnya berada di Desa Tambakrejo, Dusun Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan kekayaan alam dan pesonanya, Cagar alam Pulau Sempu menjadi tujuan laboratorium alam para peneliti flora fauna dan ekosistemnya. Peneliti ini berasal dari kampus-kampus di Indonesia. 

Di kawasan Pulau Sempu ini, terdapat berbagai jenis fauna, seperti Elang Jawa, Elang Laut, Macan Tutul Jawa, Lutung Jawa. Sedangkan, kekayaan floranya ada pohon Myristica Teijmannii (Pala Jawa), Pohon Sindora Javanica, dan lain-lain. 

"Kekayaan flora dan fauna ini yang menjadikan daya tarik untuk diteliti. Dan, kehidupan ekosistem cagar alam Pulau Sempu menarik untuk terus menjadi laboratorium penelitian alam," terang Agus Nurrofik, Selasa (2/2/2024). 

Pekan lalu, Pulau Sempu menjadi atensi publik, menyusul kejadian mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Galang Edhi Swasono (20), dinyatakan hilang sebelumnya saat melakukan kegiatan penelitian di kawasan pulau ini. 

Korban mahasiswa ini kemudian ditemukan tim SAR gabungan, dalam kondisi sudah meninggal, di Teluk Semut, kawasan Pulau Sempu, Kabupaten Malang, pada Jumat (29/12/2023). 

Berkaca dari kejadian hilangnya mahasiswa penelitian dari IPB ini, kata Agus, untuk keperluan riset penting dilakukan sejumlah upaya untuk meminimalisir risiko yang tidak diinginkan.

Menurutnya, para peneliti diwajibkan mengurus Surat ijin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur. Tentu, juga harus diperhatikan segala persiapan kelengkapan pendukungnya, administrasi maupun logistiknya. 

"Pulau Sempu tidak hanya menantang untuk dikunjungi. Penting juga dilakukan sejumlah upaya untuk meminimalisir risiko, agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi," tuturnya.

Dengan adanya kejadian tersebut, kata Agus, menjadi pembelajaran untuk semua agar lebih waspada dan peka terhadap kondisi alam, area aktifitas, fisik rekan kerja, dan manajemen logistik. Selain itu, pada aspek komunikasi dan koordinasi internal dan eksternal, meminimalisir resiko potensi kecelakaan selama melakukan penelitian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES