Wisata

Dibalik Rumah Adat Sumba Timur Ternyata Memiliki Nilai Filosofi

Sabtu, 06 Januari 2024 - 13:34 | 95.48k
Rumah Adat Tradsional Sumba Timur (Foto: wikipedia/Monica Renata)
Rumah Adat Tradsional Sumba Timur (Foto: wikipedia/Monica Renata)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA – Secara keseluruhan dibalik rumah adat tradisonal di Sumba Timur bukan hanya sekedar tempat bernaung namun memilki nilai filosofis bagi orang Sumba.

Rumah adat tradisional Sumba Timur biasa disebut Uma Bokul (Rumah besar) dan Uma Mbatangu (Rumah menara) yang mempunyai ciri khas berukuran besar serta bermenara yang menjulang tinggi diatas rumah adat tradsional itu.

Advertisement

Untuk detailnya rumah adat tradisional Sumba umumnya berupa rumah panggung berdinding kayu dengan atap alang-alang yang menjulang tinggi sekitar 10 -30 meter berbentuk menara.

Menurut Pemerhati Budaya Sumba Umbu Yudi Rawambaku menyebut, dalam sebuah kampung  besar atau bahasa Sumba nya Paraingu, tata letak rumah-rumah adat membentuk dua baris sejajar yang menyimbolkan bentuk sebuah perahu dengan kubur-kubur batu  megalitik dibagian tengah.

“Jadi tata letak rumah-rumah adat tradisional Sumba itu merupakan simbol persatuan dan kesatuan,”tuturnya.

Ia menjelaskan, rumah adat Sumba bukan hanya sekedar tempat berteduh namun lebih dari itu merupakan perwujudan nilai sosial budaya dan kepercayaan leluhur karena setiap bagian, bentuk dan ruang memilki makna ritual, simbolik, sosial dan ekonomi.

Adapun makna dari perwujudan itu yakni, bagian bawah atau kolong rumah mencerminkan kehidupan ekonomi dimana mereka menyimpan ternaknya dan menenun kain.

Rumah-Adat-Tradsional-Sumba-Timur-a.jpgRumah Adat Tradsional Sumba Timur (Foto: wikipedia/Monica Renata)

Sedangkan diteras atau bagian “Bangga” tempat mereka bermusyawarah adat. Pada ruang utama dibagian dalam keluarga besar bertempat tinggal dengan tempat memasak ditengah ruang.

“Maka di ketinggian menara itulah terletak benda-benda keramat yang tersimpan diruang itu dikeramatkan,”ujar Yudi.   

Salah seorang tokoh adat Sumba Umbu Lapu menyampaikan, rumah adat tradisional Sumba mempunyai keunikan bahwa tidak semua anggota keluarga bebas masuk memasuki semua ruangan karena ada perbedaan pintu masuk yang mencerminkan adanya perbedaan status dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.

“Yah, memang pembagian pintu masuk dan keluar dirumah adat Sumba itu memilki filosofi karena tugas laki-laki dan perempan itu berbeda didalam rumah tangga,”jelasnya.

Lebih lanjut tambah Umbu Nai Lapu, selain itu sebagian besar masyarakat Sumba masih memeluk kepercayaan Marapu yang merupakan keyakinan orang Sumba dengan didasari pemujaan arwah leluhur.

“Nah, didalam bahasa Sumba arwah leluhur disebut Marapu yang masyarakatnya saat bersemayam ia akan menyaksikan mereka dari menara rumah agar mendapat perlakuan khusus dari sang leluhurnya,”tutup Umbu Lapu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES