Mengintip Sepintas Nasib Wisata, Kuliner hingga Sejarah Perang Dunia II di Morotai
TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Pulau Morotai adalah pulau perbatasan yang juga pulau bersejarah yang terletak di bibir Pasifik, Utara Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Morotai letaknya selain berada di gerbang bibir pasifik, juga masuk dalam wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) di Indonesia saat ini. Kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya wilayah ini kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.
Advertisement
Wisata bahari, Mitita Sark Poin Morotai. (FOTO: Sherly Tjoanda)
Namun dibalik itu semua, Morotai menyimpan berbagai objek wisata alam, pantai, bahari, pulau dan wisata sejarah yang mendunia.
Bukan hanya itu, Morotai juga dikenal dengan sebutan Pulau Tiga Matahari, karena letaknya tepat berada di garis katulistiwa. Pulau yang sangat terkenal dengan terik mataharinya ini, juga menyimpan cerita sejarah masa silam yang gemilang di mata dunia terutama Amerika Serikat dan Jepang. Ada banyak nostalgia dua negar aitu dengan Morotai.
Morotai pernah jadi pangkalan Militer bagi tentara Jepang dan tentara Sekutu dibawah pimpinan Amerika saat Perang Dunia II tahun 1944 bergejolak. Baik tentara Jepang maupun tentara Sekutu sama sama membangun pertahan udara (bandara udara) di Morotai.
Wisata Alam Air Terjun Raja di Morotai. (FOTO: Sherly Tjoanda)
Sejarah Perang Dunia II ini sangat membekas dalam ingatan masyarakat Morotai. Masyarakat Morotai menyebut, kondisi hiruk pikuk kota Jakarta saat ini adalah Morotai masa silam.
Kini, semua itu tinggal kenangan. Kondisi Morotai kini cukup memprihatinkan karena selain masuk wilayah 3T, IPM-nya juga rendah. Entah kapan Morotai bisa berkembang sejajar dengan daerah lain di Indonesia.
Mungkin, dengan seabrek sejarah masa lalu yang tersohor dan objek wisata yang mendunia, membuat Pemerintah bersimpati dan menetapkan Morotai sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dan Morotai masuk dalam 10 Bali baru yang bakal dikembangkan pemerintah yang katanya baru akan dimulai pada tahun 2025, semoga.
Untuk mengawali, sejumlah pembangunan pun telah di genjot Pemerintah, terutama disektor pariwisata. Baik itu wisata alam, pulau, pantai, bahari maupun wisata sejarah. Untuk wisata sejarah pemerintah telah membangun museum Perang Dunia II, Museum Trikora dan Patung Pimpinan tentara sekutu Jendral Douglas Mc Arthur di Pulau Sum Sum sebagai bukti sejarah.
Selain itu, pemerintah juga telah membangun patung Nakamura di pertigaan Desa Dehegila Morotai Selatan (Delhi Morsel). Ini adalah patung salah satu prajurit tentara Jepang saat kalah perang lawan tentara sekutu dan memilih bersembunyi di hutan Morotai. Baru sekitar 30 tahunan setelah sembunyi, Nakamura ditemukan dalam keadaan masih sehat bugar hingga dikembalikan ke negaranya.
Pemerintah juga membangun beberapa infrastruktur pendukung, seperti pusat kuliner, Central Bisnis Distrik (CBD) bagi UKM, RSUD Ir Soekarno dan peningkatan Bandara Udara Leo Watimena untuk mendorong kemajuan sektor pariwisata. Namun semua itu masih lesu, dan belum mampu menopang pendapatan Morotai sehingga PAD yang didapat masih jauh dari target, terutama sektor pariwisata.
Meski Morotai memiliki beberapa objek wisata yang mendunia tapi semua itu belum mampu mendatangkan wisatawan secara berkelanjutan. Catat saja, di barat daya laut Daruba ada Dodola Island yang memiliki keunikan, keindahan dan daya tarik pantainya yang sangat istimewa. Kemudian objek wisata bahari di perairan laut Wawama, Mitita dan Galo Galo yang pernah diselami pejabat teras Indonesia hingga Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia periode 2016-2020 Joseph R Donovan Jr.
Kemudian kalau bergeser ke Morotai Timur, ada wisata alam Goa Popugu, air terjun dan wisata pantai yang belum dikelola pemerintah atau dinas terkait sehingga karakteristiknya masih sangat alami. Demikian juga kalau Morotai Utara para pengunjung akan disuguhkan dengan wisata pantai Nunuhu yang ikonik dan wisata pulau Tabailenge yang lautnya jernih biru mempesona serta menjadi surga bagi para snorkeling.
Bila bergeser ke Morotai Jaya, ada objek wisata pantai tanjung Gorango dan objek wisata sejarah Tanjung Amerika di Desa Pangeo serta Air Terjun yang hutannya sangat rimbun di Desa Bere Bere Kecil (BBK). Sementara di Kecamatan Pulau Rao terdapat objek wisata yang sangat ikonik, yakni wisata Batu Kopi. Karena Batu yang dipantai itu ketika diterjang ombak selalu mengeluarkan aroma kopi segar. Dan tidak kalah menarik, wisata Air Terjun Raja di Desa Raja Morotai Selatan Barat serta jangan lewatkan di Selatan ada Air Terjun Nakamura dan Pantai Army Dock di pusat kota Daruba, Ibukota Kabupaten Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Sebagai informasi, sejumlah tempat wisata di Morotai seluruhnya dapat diakses dengan biaya yang terjangkau namun belum memiliki fasilitas yang lengkap. Sementara untuk pusat pusat kuliner di pusat kota Morotai, semenjak Indonesia dihantam bencana Covid-19, dan kemudian terjadi inflasi daerah membuat banyak pengusaha kuliner yang tutup dan sulit bangkit lagi.
Namun jangan kuatir, ada beberapa kuliner dan cafe di pusat kota Daruba yang mulai tumbuh dengan berbagai hidangan khas Morotai yang siap melayani anda...
Yup... Ayo ke Morotai. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |