Wisata

Warkop Bernuansa Tempo Dulu Jadi Daya Tarik Baru di Kawasan Bandar Grisse Gresik

Sabtu, 20 Januari 2024 - 08:30 | 58.28k
Milenial Gresik saat menikmati sajian di Warkop Titiek Djaya, Bandar Grisse (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).
Milenial Gresik saat menikmati sajian di Warkop Titiek Djaya, Bandar Grisse (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, GRESIK – Keberadaan bandar grisse Kabupaten Gresik Jawa Timur ternyata menggeliatkan ekonomi sekitar. Salah satu usaha Warkop Titiek Djaya yang menjadi daya tarik di kawasan tersebut.

Mengusung konsep tempo dulu, warung kopidi Jl. Hos Cokroaminoto No.1 Bedilan Gresik, sedang viral. Setiap hari warkop itu banyak didatangi pelanggan yang mayoritas adalah kaum milenial.

Advertisement

Pemilik Warkop Titiek Djaya, Rico Andreas mengatakan, usahanya memang menjadi daya tarik tersendiri karena berada di bangunan heritage berarsitektur era kolonial.

"Ukuran ruangan warkop pun terbilang tidak luas, yakni hanya sekitar 2 x 5 meter," katanya, Jumat (19/1/2024).

Rico menyatakan, para pelanggan menikmati sajian kopi dengan duduk berjajar panjang di pinggir jalan di depan toko-toko yang sudah tutup.

"Dengan latar belakang rumah tempo dulu," ujarnya.

Rico Andreas, pemilik warkop Titiek Djaya bercerita bahwa warkopnya tersebut mulai dibuka pada Oktober 2023. 

Remaja asli Gresik ini mengungkapkan, usaha Warkop yang digeluti baru buka pada Oktober 2023 lalu. Meski begitu, para pelanggan terus berdatangan.

"Saya sudah berkeliling di kawasan Bandar Grisse untuk mencari tempat yang sesuai dengan konsep yang saya inginkan. Akhirnya dapat di sebrang Gardu Suling. Begitu cocok saya menyewanya dua tahun," katanya.

Alumnus Manajemen Bisnis, Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) itu kemudian memberikan nama dengan ejaan lama, Titiek Djaya.

Hal ini maksudkan untuk menambah kesan jadul. Meski warkopnya berkonsep jadul namun segmen pasar yang dibidik Rico adalah kaum milenial. 

"Sebelum membuka warkop ini saya lebih dulu melakukan riset. Jika umumnya warkop memiliki segmen pasar laki-laki dewasa atau bapak-bapak, tapi saya ingin Titiek Djaya memiliki segmen anak muda baik laki-laki maupun perempuan," ujarnya.

Sulung dari dua bersaudara ini melanjutkan dari hasil risetnya itu ia menemukan bahwa warkopnya harus memiliki menu spesifik kekinian yang disukai segmen pasarnya, yakni kaum milenial.

"Kami meluncurkan es coklat roti. Menu ini simpel, yakni es coklat yang di atasnya kami beri roti tawar. Ternyata menu ini booming, sejak kami buka menu ini menjadi menu favorit yang banyak dipesan pelanggan. Selain iru ada juga es kopi Tijay yang banyak diminati pelanggan cewek," ungkap Rico.

Rico juga menyebut tempat duduk dari kursi plastik pendek dengan meja krat botol juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggannya. Jika awalnya Rico hanya membeli 25 kursi kini bertambah menjadi 130 kursi. 

"Tempat saya kan terbatas sehingga para pelanggan terpaksa mengambil tempat duduk di depan toko-toko tetangga yang sudah tutup. Dan kursi plastik pendek dengan meja krat botol ini bersifat portable tapi tetap nyaman," tutup pemilik warung bernuansa tempo dulu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES