Menilik Keunikan Masjid Bawah Tanah di Banyuwangi, Cocok Buat Itikaf di Bulan Ramadan
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jika bangunan masjid identik menunjukkan kemegahanya melalui kubah besar, dengan menaranya yang tinggi menjulang, dihiasi ornamen yang mencolok dan berdiri kokoh di atas tanah. Namun, berbeda dengan Masjid Sidrotul Muntaha, yang dibangun dengan konsep sebaliknya.
Cukup satu kata ‘Unik’. Mungkin kata itu dapat memberikan gambaran tentang masjid yang terletak Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang dibangun di dalam tanah, sekaligus menjadi satu-satunya yang ada di Bumi Blambangan.
Advertisement
Meski nampak sederhana jika dilihat dari luar, tapi siapa yang menyangka kemegahan dengan suasana sejuk dan tenang akan langsung terasa saat kaki memasuki masjid Sidrotul Muntaha. Sangat cocok bagi muslim yang ingin menunaikan I’tikaf selama di bulan ramadan.
Masjid Ini dibangun oleh keluarga besar H. Muhammad Ali Purwanto sejak tahun 2018 dan baru rampung bertepatan saat ramadan tahun 2021. Masjid yang dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi itu memang berada di bawah tanah dengan kedalaman 5 meter.
Ketua takmir sekaligus imam Masjid Sidrotul Muntaha, Muhammad Taufan mengatakan, jika pembangunan masjid ini terilhami dari banyaknya anggota keluarga H. Muhammad Ali Purwanto yang meninggal dunia.
Taufan menambahkan, dari ilham tersebut tersebut memiliki filosofi yang cukup mendalam. Ia menyebut bahwasanya manusia hidup nantinya akan kembali ke dalam tanah dan berpulang kepada Allah.
"Pembangunan Masjid ini dulunya terinspirasi dari banyaknya anggota keluarga H. Muhammad Ali Purwanto yang meninggal dunia, dari peristiwa tersebut keluarga besar terketuk bahwa nanti manusia hidup akan kembali ke dalam tanah,'' kata Taufan, Rabu (20/3/2024).
Menariknya, pembangunan masjid ini tidak memerlukan arsitek khusus. Keluarga H. Muhammad Ali Purwanto merancang dan membangun masjid ini sendiri dengan dibantu oleh tukang-tukang lokal.
Selain itu, Taufan menjelaskan, jika lokasi bangunan masjid Sidrotul Muntaha itu dulunya adalah kolam pembibitan ikan Lele dan ikan Nila yang sudah dijalani orang tuanya sejak 1980, kemudian disulap lah menjadi bangunan peribadatan yang ikonik saat ini.
"Dalam pembangunan masjid ini tidak ada arsitek khusus Keluarga H. Muhammad Ali Purwanto merancang dan membangun masjid ini sendiri dengan dibantu oleh tukang-tukang lokal saja,'' jelasnya.
Masjid ini juga dipakai sebagai Taman Pendidikan Alquran (TPQ). Taufan juga menyebut, di masjid itu juga ada sumber mata air berkah yang dipercaya dapat menyehatkan. Sumber air itu biasa diambil oleh jemaah yang ingin berobat.
”Kami masih akan melakukan pengembangan, kalau ramai perlu pelebaran,” papar Taufan.
Selain menjadi tempat ibadah dan TPQ, Masjid Sidrotul Muntaha ini bisa menjadi salah satu jujugan destinasi wisata religi yang dapat dikunjungi.
"Kini tidak untuk beribadah saja, namun masjid ini juga menjadi wisata religi dari sejumlah daerah di Jawa Timur,'' pungkas Taufan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |