Pemkot Surabaya: Kota Lama Pilihan Destinasi Wisata Berbasis Sejarah

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pemkot Surabaya terus mengembangkan destinasi wisata yang ada di Kota Pahlawan untuk menawarkan pengalaman baru bagi para pelancong, serta menciptakan peluang lapangan kerja yang lebih luas bagi warga setempat.
Salah satunya, revitalisasi di Kota Lama Surabaya sebagai salah satu destinasi wisata berbasis sejarah dengan melestarikan dan mengoptimalisasikan bangunan cagar budaya.
Advertisement
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya kembali menghidupkan suasana tempo dulu di kawasan Kota Lama Surabaya dengan cara mengoptimalisasikan fungsi bangunan cagar budaya di kawasan tersebut.
“Kami ingin menawarkan pengalaman melalui kegiatan wisata yang menarik dan edukatif yang bersinergi bersama seluruh elemen masyarakat termasuk pihak swasta,” kata Wali Kota Eri yang dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi.
Menurutnya, Kota Lama Surabaya merupakan kawasan yang merekam sejarah panjang perkembangan Kota Pahlawan sejak abad ke-17 hingga ke-20. Pada masa itu, kawasan Kota Lama Surabaya tidak hanya sebagai pusat kota, namun juga sebagai pelabuhan, industri, dan perdagangan yang dihuni berbagai etnik atau bangsa.
“Sehingga kini, Kota Lama Surabaya terbagi menjadi beberapa situs atau zona berdasarkan karakteristik bangunannya, yakni zona Eropa, Pecinan, Arab dan Melayu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata Kota Surabaya (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah menjelaskan, salah satu program pengembangan destinasi pariwisata terpadu adalah melakukan pengecatan ulang bangunan cagar budaya di situs atau zona Eropa.
“Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP), BPBD, dan Satpol PP Kota Surabaya yang melakukan pengecatan pada bangunan, dan kita mendapatkan dukungan dari perusahaan produsen cat untuk material cat,” kata Hidayat Syah.
Pengecatan ulang itu dilakukan pada lima bangunan cagar budaya di zona Eropa Kota Lama Surabaya, di antaranya dari gedung PT. Arina Multikarya, gedung PT. Perkebunan Nusantara I regional 4, dan dua bangunan di gedung PT. Tjiwi Kimia yang semuanya berlokasi di Jalan Rajawali, serta Gedung Internatio yang berlokasi di Jalan Taman Jayengrono.
“Melalui kolaborasi dan warna dengan program CSR Let’s Colour, AkzoNobel berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian cagar budaya agar warisan budaya dapat senantiasa terjaga hingga generasi mendatang,” tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |