Kali Ngreneng: Hiden Gem Wisata Air Baru di Gunungkidul
TIMESINDONESIA, GUNUNGKIDUL – Siapa sangka, Kali Ngreneng yang sejak dulu hanya dijadikan tempat mandi dan mencuci warga Dusun Wediutah, kini menjadi tempat tujuan wisata baru yang banyak dikunjungi wisatawan. Kali Ngreneng memang punya daya tarik berbeda dibandingkan dengan tempat wisata air lain di Gunungkidul.
Kali Ngreneng tercipta dari aliran sungai bawah tanah yang airnya muncul kepermukaan Goa. Air yang muncul ke permukaan kemudian mengalir kembali ke sungai bawah tanah yang ada di sebelah Selatan Kali Ngreneng.
Advertisement
Lokasi Kali Ngreneng di kelilingi bukit yang tingginya sekira 150 meter dengan luas permukaan air sekira 25 meter persegi. Airnya jernih kebiruan karena bersumber dari lobang aliran sungai bawah tanah. Hawanya sejuk. Bikin nyaman siapa saja yang datang walaupun hanya sekadar duduk duduk saja menikmati suasana.
Menurut Dukuh Wediutah, Diarto, aliran sungai bawah tanah itu terhubung dengan Goa Bribin dan Seropan.
“Saya masih ingat,” ujar Diarto.
“Saat masih remaja ada peneliti yang mengalirkan cairan merah di goa Bribin dan Seropan. Lalu cairan merah itu mengalir tembus ke Kali Ngreneng,” kata Diarto mengenang.
Tarif dan Lokasi Kali Ngreneng
Widodo saat sedang mencuci bersama keluarganya dan warga Dusun Wediutah. (Foto: EKo Susanto/TIMESIndonesia)
Jika anda datang dari arah kota jogja perjalanan menuju ke lokasi Kali Ngreneng, Dusun Wediutah, Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, akan memakan waktu sekira 1,5 jam. Namun jika datang dari daerah lain, Anda tidak perlu bingung jika akan ke Kali Ngreneng, tinggal ketik saja di GMap Kali Ngreneng, dijamin sampai tujuan.
Menurut Pak Teguh, penjaga parkir Kali Ngreneng asal Dusun Gemuluh, dalam dua bulan terakhir ini Kali Ngreneng banyak dikunjungi wisatawan. Pengunjung yang datang biasanya mandi sambil menikmati pemandangan di bawah perbukitan yang mengelilingi Kali Ngreneng. Hawanya sejuk dan segar karena rerimbunan pepohonan.
“Hari Minggu dan hari libur biasanya ramai, mas,” kata Pak Teguh.
Lebih lanjut Pak Teguh bercerita jika pengunjung bisa mencapai 500 orang jika hari libur panjang. Jika hari Minggu pengunjung bisa kurang lebih 200an orang.
Saat ini belum ada retribusi masuk ke lokasi Kali Ngreneng. Pengunjung hanya akan dikenai tarif parkir 2000 rupiah saja. Di tepian jalan di dekat pintu masuk terdapat sebuah warung yang menyediakan wedangan dan mi instan sebagai pengganjal perut usai mandi.
Dari Pengairan Pertanian Hingga Tujuan Wisata
Air Kali Ngreneng masuk kedlaam goa bawah tanah. (Foto: Eko Susanto/TIMESIndonesia)
Kali Ngreneng merupakan sumber mata air yang berasal dari aliran sungai bawah tanah. Air itu muncul ke permukaan dari lobang aliran sungai bawah tanah lalu membentuk semacam telaga. Air yang muncul ke permukaan itu lalu mengalir lagi ke dalam tanah.
Menurut Dukuh Wediutah, Diarto, sejak jaman dia kecil bahkan sejak zaman simbah-simbahnya dulu, Kali Ngreneng hanyalah tempat mandi dan mencuci warga Dusun Wediutah. Air yang berasal dari dalam goa bawah tanah itu mengalirkan air yang sangat jernih ke luar goa lalu masuk lagi ke dalam goa bawah tanah. Warga yang memanfaatkan kali Ngreneng dari mana saja termasuk Dusun Gemuluh yang bersebelahan dengan Dusun Wediutah.
“Dulu kondisinya masih berbatu, berserakan, dan jika hujan jalan turunnya licin,” kenang Diarto.
Lebih lanjut Diarto menjelaskan bahwa pembangunan pertama Kali Ngreneng untuk pengairan sawah dimulai sekitar tahun 1980. Bentuk bangunannya berupa dinding beton di sebelah Timur Kali Ngreneng.
Pembangunan kedua, masih kata Diarto, sekitar 1998. Saat itu air Kali Ngreneng dinaikkan dengan tenaga surya.
“Dulu itu PDAM belum masuk,” ujar Diarto.
Sehingga dengan bantuan teknologi tenaga surya, air dinaikkan untuk kebutuhan air minum warga.
Namun panel surya mengalami kerusakan sedangkan warga tidak mampu membeli mesin penggantinya sehingga mesin panel surya itu dibiarkan terbengkalai. Kemudian pembangunan berikutnya terjadi pada tahun 2018, pada saat itu warga Padukuhan Wediutah mendapat bantuan dari dinas pertanian berupa mesin submersible beserta asesorisnya. Mesin Submersible adalah sejenis pompa yang terendam di dalam air yang sistem operasinya mendorong air dari dalam ke permukaan.
“Tapi mesin Submersible itu cuma berjalan satu tahun,” ujar Diarto, “akhirnya mati lagi.”
Pembangunan Mendatangkan Wisatawan
Baru pada tahun ini, lanjut Diarto, sekitar bulan Juli atau Agustus, datang orang dari Kemenhan melakukan survei. Mereka survei mulai dari hari Senin, Selasa, hingga Rabu. Lalu hari Kamisnya mulai dikerjakan, kata Diarto.
Tujuan pembangunan itu untuk mengairi irigasi di satu Kalurahan Ngeposari yang terdiri dari 19 padukuhan.
Selain pembangunan infrastruktur, pembangunan itu juga meliputi menaikkan daya listrik 3 phase sepanjang 4 KM dan mesin submersible. Tiga mesin submersible sebagai tenaga pendorong untuk mengisi 95 toren yang disebar di beberapa titik di Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu.
Cara kerjanya, lanjut Diarto, air dari Kali Ngreneng dinaikkan ke bak tandon yang berjumlah 41 toren di atas perbukitan Kali Ngreneng. Dari toren itu air terus dialirkan ke sawah sawah yang ada di Kalurahan Ngeposari.
Setelah pembangunan infrastruktur Kali Ngreneng itu rampung, Diarto, Dukuh Wediutah itu tidak menyangka jika pembangunan jalan dan infrastruktur di Kali Ngreneng itu menarik minat netizen membuat konten dan mendatangkan wisatawan ke Kali Ngreneng.
“Alhamdulillah,” ujar Diarto.
Kedatangan para wisatawan menjadi pemasukan ekonomi bagi warga. saat ini kami terus akan berbenah, kata Diarto.
Objek wisata kali Ngreneng memang masih jauh dari kata memadai. Sebab di lokasi wisata belum adanya tempat kamar mandi dan WC untuk pengunjung. Juga prasarana lain seperti ruang ganti baju bagi pengunjung yang selesai berenang di Kali Ngreneng.
Tentang hal itu, Dukuh Wediutah Diarto menjawa diplomatis, “Kami sudah wacanakan itu,” ujarnya.
Makanya untuk saat ini biarkan saja kondisi Kali Ngreneng seperti saat ini. Pengunjung yang datang hanya membayar uang parkir saja. Bisa jajan dari warung warga Dusun Wediutah yang berjualan di area Kali Ngreneng, kata Dukuh Wediutah, Diarto.
Widodo, warga Dusun Wediutah saat sedang mencuci baju bersama keluarganya di kali Ngreneng mengatakan, warga dusun biasanya mandi dan mencuci mulai pagi hingga siang jam 10an. Jika dirasa banyak wisatawan yang datang kami mempersilakan.
“Kami tidak merasa terganggu oleh wisatawan. Malah berterima kasih. Dusun kami jadi terkenal dan jadi pemasukan ekonomi warga yang berdagang di sekitar Kali Ngreneng,” ujar Widodo.
Hanya saja, lanjut Widodo, wisatawan hendaknya menjaga kebersihan di sekitar Kali Ngreneng. Jangan membuang sampah sisa makanan di area Kali Ngreneng. Agar tetap bersih karena airnya digunakan oleh warga sehari hari untuk mencuci dan mandi.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |