Wisata

Hotel Tugu Malang Tampilkan Akulturasi Budaya di Ruang Baba Peranakan

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:00 | 5.64k
Salah satu pojok di ruang Baba Peranakan, Hotel Tugu Malang, menampilkan koleksi wayang Potehi khas Tiongkok. Sudut ini menjadi representasi akulturasi budaya Tionghoa di tanah Jawa. (Foto: Ahmad Dhani Prasetyo Rojab/TIMES Indonesia)
Salah satu pojok di ruang Baba Peranakan, Hotel Tugu Malang, menampilkan koleksi wayang Potehi khas Tiongkok. Sudut ini menjadi representasi akulturasi budaya Tionghoa di tanah Jawa. (Foto: Ahmad Dhani Prasetyo Rojab/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Berkunjung dan menginap di Hotel Tugu Malang seperti melakukan perjalanan sejarah.  Hotel yang berada di sebelah Gedung Balai Kota Malang yang bersejarah menyimpan jejak sejarah dan budaya melalui desain interior dan konsep ruang yang unik.

Salah satu ruangan yang paling menarik perhatian adalah Ruang Baba Peranakan, yang merepresentasikan perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu dalam tradisi pernikahan Baba Nyonya.

Advertisement

Ruang ini dihiasi ornamen antik dan altar pernikahan yang menggambarkan tradisi Baba Peranakan. Seluruh koleksi yang ada di dalamnya merupakan barang pribadi dari pemilik hotel.

“Ruang ini menceritakan tentang pernikahan Baba Peranakan, yaitu percampuran budaya China dan Melayu yang membentuk kultur baru bernama Baba Nyonya atau baba peranakan,” ujar Budi Sesario Saputro, Marketing Communication Hotel Tugu Malang kepada TIMES Indonesia. 

Hotel-Tugu-Malang-2.jpgSentuhan arsitektur klasik dan perabot kayu ukiran di Ruangan Baba Peranakan, Hotel Tugu Malang, memberikan pengalaman unik seolah berada di rumah saudagar Tionghoa era kolonial. (Foto: Faradina Juninda Nadita/TIMES Indonesia)

Salah satu benda yang paling ikonik di ruangan ini adalah wayang potehi, boneka tradisional yang biasanya ditampilkan dalam perayaan Tahun Baru Imlek dan acara pernikahan di kelenteng.

“Wayang potehi yang ini, sudah bukan pure budaya Tionghoa saja tapi telah berakulturasi dengan unsur budaya Cina, Malaysia dan juga Indonesia,” tambahnya.

Ruang Baba Peranakan tidak hanya digunakan sebagai ruang makan atau tempat pertemuan, tetapi juga menjadi bagian dari tur budaya Hotel Tugu Malang yang terbuka untuk tamu hotel maupun pengunjung umum.

Dengan sentuhan historis yang kuat dan atmosfer budaya yang kental, Ruang Baba Peranakan di Hotel Tugu Malang menjadi magnet tersendiri bagi para tamu yang ingin menikmati pengalaman menginap yang lebih dari sekadar bermalam. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES