Bukit Waung dan Pantai Modangan: Panggung Senja Spektakuler di Selatan Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Senja di pesisir selatan Kabupaten Malang menyuguhkan pesona yang tak biasa. Saat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, cahaya keemasan menyapu lautan dan perbukitan, menciptakan lukisan alam yang menenangkan jiwa. Dan dua tempat yang paling sempurna untuk menyaksikannya adalah Bukit Waung dan Pantai Modangan, dua destinasi yang kini tengah naik daun di Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo.
Kontributor TIMES Indonesia, Zaskia Hana, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmer Malang, melaporkan hamparan pasir putih yang bersih, debur ombak yang lembut, serta semilir angin dari Samudra Hindia berpadu serasi dengan langit senja yang jingga keemasan. Di atas Bukit Waung, panorama ini menjadi semakin sempurna. Dari ketinggian, garis pantai Modangan membentang luas, memberikan sudut pandang dramatis yang sulit ditemukan di tempat lain.
Advertisement
“Awalnya sejarah Pantai Modangan dulu dipakai untuk makan-makan para pahlawan dan wali-wali. Dalam bahasa Jawa disebut ‘madang’, lalu lama-lama menjadi ‘Modangan’,” tutur Mujiono, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat. Ia juga menceritakan bahwa Bukit Waung dulunya adalah kawasan semak belukar yang ditumbuhi banyak pohon waung, hingga akhirnya dibersihkan dan dikembangkan menjadi spot wisata dan olahraga paralayang.
Tak hanya menjadi titik terbaik untuk melihat matahari tenggelam, Bukit Waung juga terkenal sebagai lokasi paralayang favorit di Malang Raya. Banyak atlet dan wisatawan yang datang untuk mencoba sensasi terbang di atas lanskap pesisir yang memesona. Kombinasi antara atraksi udara dan panorama alam membuat tempat ini semakin digemari, tak hanya oleh pecinta alam, tapi juga pencari konten visual yang dramatis.
Menurut Hariono Pepi, petugas loket Bukit Waung dan Pantai Modangan, waktu terbaik untuk menyaksikan sunset adalah antara Oktober hingga Maret. “Karena saat itu matahari bergeser ke selatan, jadi posisi tenggelamnya bisa terlihat lebih jelas dari pantai. Kalau April-Mei, matahari mulai bergeser ke utara,” jelasnya.
Akses menuju Pantai Modangan memang cukup menantang, terutama di malam hari. Jalan makadam sepanjang sekitar 100 meter masih harus dilalui dengan hati-hati. “Kami berharap jalannya bisa dicor lagi dan ada lampu penerangan, supaya pengunjung lebih nyaman dan aman,” tambah Hariono.
Meski begitu, tantangan medan seolah sebanding dengan keindahan yang menanti di ujung perjalanan. Dengan tiket masuk yang sangat terjangkau, hanya Rp 10.000 per orang, pengunjung bisa menikmati paket lengkap wisata: pantai bersih, bukit hijau, langit senja, dan pengalaman paralayang yang tak terlupakan.
Bukit Waung dan Pantai Modangan bukan sekadar tempat wisata. Keduanya adalah representasi keindahan alam yang berpadu dengan sejarah lokal dan semangat warga dalam menjaga serta mengembangkan potensi desanya. Saat kota sibuk dengan keramaian, di sini, waktu terasa melambat. Angin, ombak, dan cahaya senja menjadi harmoni yang menenangkan hati.
Bagi Anda yang merindukan ketenangan dan ingin meresapi keindahan alam Malang Selatan, senja di Bukit Waung dan Pantai Modangan adalah pengalaman yang wajib ada dalam daftar perjalanan Anda selanjutnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rochmat Shobirin |