TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pondok Pesantren selama ini dikenal sebagai salah satu tempat untuk memperdalam ilmu oleh para santri. Padahal selain ilmu agama, masih banyak pelajaran dan juga nilai nilai yang bisa dipelajari di dalam pondok pesantren.
Nilai-nilai kehidupan tersebut, diperkenalkan lebih luas kepada masyarakat lewat sebuah film dokumenter berjudul "Pesantren." Film Pesantren merupakan sebuah karya dokumenter sutradara Shalahuddin Siregar yang menyoroti kehidupan di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Cirebon. Lewat film ini, masyarakat bisa mendapat sudut pandang baru tentang kehidupan di dalam pondok pesantren.
Tak cuma belajar mengaji dan ilmu agama saja, namun santri di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Cirebon juga diajarkan tentang bagaimana cara berpikir kritis dan berkesenian seperti yang dipelajari oleh para pelajar lainnya.
Head Of Content Bioskop Online Muhammad Ivan Pratama menuturkan "Pesantren" tidak hanya adalah sebuah karya yang menginspirasi tapi juga berprestasi. Salah satunya masuk ke International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) 2019, festival dokumenter terbesar di dunia. "Pencapaiannya sangat luar biasa," ujarnya, Kamis (22/06/2023).
Film "Pesantren" sendiri pada Rabu (21/06/2023) melangsungkan screening di dua lokasi berbeda. Pemutaran pertama dilakukan di SMK YP 17, Pare, Kabupaten Kediri dan Excowork Coworking Space Pare.
Selain pelajar, screening dihadiri oleh berbagai latar belakang penonton, mulai dari santri pondok pesantren Komunitas film Kediri, Asosiasi Pesantren Indonesia Kediri, Komunitas anak muda hingga Komunitas non film. Screening ini juga diisi dengan diskusi dan sharing tentang pengalaman selama belajar di pondok pesantren (ponpes) dari mereka yang hadir.
Apalagi film ini juga bercerita tentang proses kesetaraan gender di dalam ponpes, lantaran pondok pesantren ini memiliki pemimpin seorang wanita bernama Hj. Masriyah Amva. Penggambaran bahwa laki-laki juga bisa menjadi orang yang penuh perasaan, atau perempuan mampu menjadi pemimpin dan pengejar mimpi yang tangguh.
“Semoga film Pesantren bisa bertemu dengan penonton yang lebih luas, dan setelahnya bisa membuka ruang diskusi dan berbincang, khususnya di kalangan teman-teman santri di Kediri, " tambahnya.
Sementara, Ustadz Diding mewakili Hj. Marsiyah Amva Kepala Pendidikan Pengasuh Ponpes Kebon Jambu Al-Islamy mengungkapkan film ini juga menjadi salah satu sarana dakwah. Ustadz Diding juga ikut ambil bagian dalam film ini sebagai salah satu pemeran. “Film ini membawa pesan yang biasa diajarkan di pesantren ke dunia luar,” tambahnya. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Kemenag Perketat Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Asuransi dan Rumah Sakit Tak Boleh Sekadar Formalitas
Wafat Saat Tiba di Tanah Suci, Jemaah Haji Asal Sidoarjo Dimakamkan di Baqi
Grand Final PLN Mobile Proliga 2025 Akan Digelar di GOR Amongrogo Yogyakarta
Menabung Sejak 1986, Pemulung Asal Semarang Ini Akhirnya Berangkat Haji Bersama Istri
Soal Kasus Miras di Temenggungan, Bupati: Sudah Ada Permendagri-nya, Inspektorat Akan Mengkaji
Gangguan Tidur Bisa Hambat Pertumbuhan dan Kecerdasan Balita
Di Balik Kedatangan Jemaah Haji Indonesia, Mereka Menyambut di Bawah Terik dan Dingin Bandara Madinah
Catat! Ini Jadwal Pertandingan Persewangi di Babak 16 Besar Liga 4 Nasional
Babak 16 Besar Liga 4 Nasional, Persewangi Banyuwangi Optimistis Bangkit
200 Koperasi Ditutup, Diskopindag Kota Malang Minta Koperasi Sehat