TIMESINDONESIA, MALANG – Motif pengeroyokan hingga menyebabkan satu mahasiswa Universitas Tribhuana Tunggadewi (Unitri) Malang tewas akhirnya terkuak.
Hal ini setelah pihak kepolisian berhasil menangkap dua tersangka pengeroyokan. Tak hanya itu, pihak kepolisian juga sudah memeriksa sekitar 30 saksi mata.
"Saksi lebih dari 30 orang yang dimintai keterangan. (Terdiri dari) pemilik kafe, ketua acara, kemudian tiga mahasiswa yang mengadakan pesta, kelompok dari Sumba dan kelompok dari Atambua," ujar Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro, Selasa (4/7/2023).
Dari sejumlah pemeriksaan yang sudah terjadi, fakta-fakta baru akhirnya ditemukan, termasuk pangkal masalah pengeroyokan hingga menyebabkan tewas.
Rizki mengungkapkan, setidaknya dalam pesta perayaan kelulusan yang dipenuhi dengan minuman keras (miras) di salah satu kafe di kawasan Tegalgondo, Kabupaten Malang tersebut, diikuti oleh 160 orang mahasiswa.
"Awalnya berjalan lancar tidak ada kendala. Pada saat kegiatan hampir sebagian besar mengonsumsi miras, ini banyak yang miras dari NTT," ungkapnya.
Kemudian, sekitar pukul 11 malam, korban bersama saksi meminta izin untuk pulang terlebih dahulu. Namun, saat mengambil sepeda motor, terduga pelaku yang sudah diperiksa menyebut bahwa korban dan saksi memainkan gas sepeda motornya, sehingga membuat para pelaku lain tersinggung dan marah.
"Di parkiran menurut keterangan tersangka, si korban membleyer-bleyer kendaraan. Ini yang mengakibatkan para pelaku ini merasa tersinggung. Akhirnya diteriaki," jelasnya.
Selanjutnya, saksi yang membonceng korban pun dikejar oleh sejumlah terduga pelaku hingga ke area jalanan bawah kafe.
Disitulah, mulai terjadi pemukulan dan pelemparan paving, namun saksi berhasil melarikan diri, karena membonceng korban. Akan tetapi, korban yang dibonceng pun tertinggal.
"Korban tidak bisa melarikan diri. Setelah dipukuli menggunakan paving, ada yang menggunakan kayu juga dan korban terjatuh, tapi sempat lari turun ke arah jalan dimana disitu tempat korban meninggal dunia. Kemudian, dikejar empat orang, di sana terjadi pengeroyokan secara membabi buta sampai korban meninggal dunia," tuturnya.
Dari kesimpulan ini, dugaan awal karena para peserta pesta tengah berada di bawah pengaruh miras dan ketersinggungan akibat memainkan gas motor.
"Keterangannya tadi ingin pulang mendahului, mungkin dalam keadaan mabuk, karena mengonsumsi miras, kemudian blayer-blayer yang menyaksikan sakit hati," imbuhnya.
Sementara, untuk dua terduga pelaku yang berhasil ditangkap oleh jajaran Polres Malang, diduga menjadi otak atau pelaku utama pengeroyokan yang menyebabkan satu mahasiswa Unitri Malang tewas.
"Ini merupakan pelaku utama, termasuk satu pelaku yang kita tangkap sebelumnya. Mereka diduga pelaku yang punya peran utama dalam pengeroyokan," tandasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, peristiwa penusukan ini menimpa korban bernama Krisnael Murri asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Korban ditemukan tewas pada Minggu (25/6/2023) sekitar pukul 00.45 WIB. Kini pihak kepolisian masih terus melakukan pengejaran dua pelaku lainnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berkontribusi dalam Pembangunan Nasional
Pemerintah Beri Tanggapan Keras Terhadap Aksi Premanisme Berbasis Ormas
Kemenag Perketat Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Asuransi dan Rumah Sakit Tak Boleh Sekadar Formalitas
Wafat Saat Tiba di Tanah Suci, Jemaah Haji Asal Sidoarjo Dimakamkan di Baqi
Dani Chika Siap Taklukkan 60 Kilometer BTR Ultra 2025: Langkah Serius Menuju Trail Jepang
Grand Final PLN Mobile Proliga 2025 Akan Digelar di GOR Amongrogo Yogyakarta
Menabung Sejak 1986, Pemulung Asal Semarang Ini Akhirnya Berangkat Haji Bersama Istri
Soal Kasus Miras di Temenggungan, Bupati: Sudah Ada Permendagri-nya, Inspektorat Akan Mengkaji
Gangguan Tidur Bisa Hambat Pertumbuhan dan Kecerdasan Balita
Di Balik Kedatangan Jemaah Haji Indonesia, Mereka Menyambut di Bawah Terik dan Dingin Bandara Madinah