TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Perkembagan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, disinyalir mengikuti perkembangan dunia digital yang semakin marak. Terutama dalam penggunaan media sosial atau medsos.
Hal itu disampaikan Badrut Tamam, Manejer Kasus HIV/AIDS Kabupaten Probolinggo, saat dikonfirmasi Kamis (1/12/2022). Kata dia, tren kasus HIV/AIDS masih terus bermunculan dari tahun ke tahun.
Meningkatnya tren kasus itu, kata dia, dilatari dari berbagai faktor. Di antaranya tempat prostitusi yang masih beroperasi, dan maraknya teknologi digital yang cukup masif di berbagai kalangan. Sehingga aktifitas transaksi prostitusi semakin mudah terjadi di dunia maya.
Terlebih lagi, aplikasi media sosial saat ini semakin banyak. Maraknya penggunaan teknologi digital itu membuat banyak pihak mudah mengaksesnya dan turut terjebak dalam lingkaran prostitusi itu.
Bahkan, wanita pekerja seks komersial (PSK) dalam media sosial ini, semakin mudah mempromosikan tarifnya. Komunitas yang berawal dari media sosial itu pun berakhir pada kejadian yang tak terduga.
"Kenalan di media sosial, akhirnya ketemu dan terjadi sesuatu itu (hubungan badan, Red). Padahal tidak ada yang tahu satu sama lain latar belakangnya. Apa mereka penderita atau bukan. Nah di situ penularan terjadi," ungkapnya.
Tentu dalam kasus ini, perlu adanya keterlibatan banyak pihak. Agar kasus tersebut bisa ditekan dan penderita bisa tertangani. Sebelum itu, pihaknya mewanti-wanti agar pihak tenaga medis yang menangani kasus HIV/AIDS lebih semangat lagi.
Semenjak adanya pandemi, lanjutnya, semangat dalam penanganan kasus HIV semakin merosot. Sebab, banyk tenaga medis dan pihak lain, tertuju dalam penanganan kasus tersebut.
"Semangat harus dipompa lagi. Sejak pandemi, banyak terpusat ke sana," paparnya.
Kasus HIV/AIDS Didominasi Usia Produktif
Berdasarkan dokumen Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2020 disebutkan, keberadaan penderita HIV-AIDS bagaikan fenomena gunung es. Jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih kecil dibandingkan penduduk yang terinfeksi.
Kondisi tersebut tak dapat dipungkiri bertalian erat dengan mobilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman serta penggunaan NAPZA suntik yang semakin meluas.
Dokumen itu menyebutkan, pada 2016 tercatat ada 229 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo. Kemudian naik menjadi 233 pada 2017. Setahun berikutnya, angkanya melambung menjadi 299 kasus.
Setelah itu, terjadi trend penurunan. Pada 2019, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo tercatat 203, dan pada 2020 tercatat 154 kasus. Kasus terbanyak terjadi pada kelompok usia produktif, yaitu 25-49 tahun yang akrab dengan dunia digital.
Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo tahun 2022 hingga bulan Mei, ditemukan kasus baru HIV/Aids sejumlah 59 orang. Di mana 41 orang masih dalam pengobatan dan 18 orang meninggal dunia karena AIDS.
Untuk data total penderita HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2000 hingga Mei 2022 mencapai 2.277 orang. Sebanyak 1.584 orang masih dalam pengobatan dan 693 orang meninggal dunia. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil (MG-382) |
Editor | : Muhammad Iqbal |
Suzuki Fronx Siap Meluncur di Indonesia, Tawarkan Desain Dinamis dan Teknologi Ramah Lingkungan
Kontes Mobil Mercy Meriahkan Signature Event Benz C@k Suroboyo
Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Warga Singosari Terbebas Krisis Air Bersih Kala Kemarau
Sakralnya Peringatan Hari Waisak 2025 di Maha Vihara Mojokerto
Lagu Tema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Karya Siswa Gresik Masuk 30 Besar Nasional
Cegah Aksi Premanisme Lewat Patroli Skala Besar Polres Mojokerto Kota
Perkuat Peran Paralegal Santri, LPBH NU Kota Malang Audiensi dengan Gubernur Jatim
ITB Apresiasi Presiden Prabowo dan Kapolri atas Penangguhan Mahasiswinya
Mahasiswa Tunisia Terpesona Pesona Budaya Nusantara di Zaitunah
7 Jam di BTR Ultra 2025, Taklukkan Medan Ekstrem Gunung Batur