TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) serta prevalensi stunting. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, meningkatkan layanan Pusat Kesahatan Masyarakat (Puskesmas) di seluruh Bumi Blambangan sediakan sarana Ultrasonografi (USG).
Untuk diketahui, data dari Dinkes Banyuwangi menyebut, pada tahun 2022 AKI di Banyuwangi mencapai 25 kasus dan AKB sebanyak 130 kasus. Dengan angka tersebut, atensi terhadap kasus angka kematian ibu dan anak akan terus ditekan dengan mewajibkan ibu hamil untuk pengecekan USG di Puskesmas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan, jika saat ini terdapat 30 Puskesmas diseluruh Banyuwangi yang sudah memiliki USG, selebihnya 45 Puskesmas sudah dilengkapi dengan USG 2 Dimensi.
“hal ini dimaksudkan agar tidak menjadi keterlambatan penanganan. Selain itu, para ibu hamil juga dapat secara rutin dalam pemeriksaan dini terhadap kehamilan,” katanya, Kamis (27/7/2023).
Lebih lanjut, Amir menjelaskan, keterlambatan penanganan menjadi salah satu faktor pemicu tingginya AKI dan AKB, seperti keterlambatan diagnosa hingga keterlambatan rujukan. Dan penyebab paling banyak terjadi yaitu akibat Eklamsia atau pendarahan.
“dengan adanya peningkatan sarana di Puskesmas, bila ada kelainan janin atau berat janin tak sesuai umur, maka bisa segera dilakukan intervensi khusus agar tidak ada keterlambatan penanganan,” tandasnya.
Tak hanya itu, USG di Puskesmas ditangani oleh dokter umum yang telah mendapatkan sertifikasi, dan biayanya pun juga ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Sementara itu, saat ini bidan di Banyuwangi tidak dianjurkan mengambil keputusan sendiri ketika akan menangani persalinan tanpa ada komunikasi dengan dokter kandungan.
Tak hanya rumah sakit (RS) pemerintah, seluruh dokter spesialis Obgyn dan spesialis anak dari semua rumah sakit di Banyuwangi juga akan dilibatkan dalam penurunan AKI dan AKB.
“saat ini kami membagi, seluruh dokter spesialis Obgyn dan spesialis anak seluruh Banyuwangi mengampu Puskesmas, dokter dan bidan,” jelas, Amir.
“oleh sebab itu, bidan harus terus konsultasi dan dokter pengampu bisa 24 jam membantu memberikan konseling,” imbuhnya.
Sebagai informasi, langkah ini sejalan dengan upaya peningkatan derajat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, apabila dapat menangani tiga indikator yaitu AKI, AKB dan Stunting. (*)
Pewarta : Anggara Cahya (MG-456)
Editor :
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Lepas Keberangkatan 600 Jemaah Haji, Ini Pesan Bupati Bondowoso
Jelang Puncak Perayaan Waisak, Para Biksu Ambil Air Berkah di Umbul Jumprit Temanggung
Jamu Real Madrid di El Clasico, Hansi Flick Ingin Barcelona Tampil Dominan
Aksi Suporter di Laga Versus Bahrain Bikin PSSI Kena Sanksi FIFA
Resmi Dilantik, DMI Gresik Siap Optimalkan Pemberdayaan Masjid dan Perkuat Layanan Mualaf
Pesan Gus Nasrul di Masjid Agung Jepara: Indonesia Sedang Darurat Introspeksi Diri
Kemenag: Layanan Bus Shalawat Gratis, Jemaah Haji Diimbau Tak Beri Tip
Jemaah Haji Kota Banjar, Tertua 99 Tahun dan Termuda 18 Tahun
Polres Magetan Ungkap 3 Kasus Premanisme, Warga Diminta Tidak Takut Melapor
DPMPTSP Bontang Dukung UMKM Melalui Diseminasi dan Pendampingan Penerbitan NIB