TIMESINDONESIA, KEDIRI – Perhelatan 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo pada 7 Februari lalu menyedot massa yang tidak sedikit, ada yang mengatakan 1 juta, 3 juta sampai 4.5 juta manusia memadati Sidoarjo. Terlepas dari berapa jumlah pastinya, intinya NU memiliki massa yang fantastis angkanya.
Berdasarkan hasil riset yang dikeluarkan oleh lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 18-25 Februari 2019, NU didaulat sebagai ormas terbesar di Indonesia. Hasil survei tersebut menetapkan ormas Nahdlatul Ulama (NU) pada posisi teratas dengan jumlah pesentase 49,5 persen dari total penduduk muslim di Indonesia.
Survei LSI ini membuktikan bahwa, saat ini NU bukan hanya sebagai pemilik ormas terbesar dalam skala nasional saja. Namun juga membuktikan bahwa NU adalah ormas terbesar di dunia. Bayangkan jika saat ini total seluruh penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 250 juta penduduk dengan jumlah penduduk muslim yang berkisar 87 perden, maka NU dengan persentase 49,5 persen yang dimiliki, memiliki basis massa yang berjumlah kurang lebih 108 juta orang.
Pelan tapi pasti, NU yang saat ini berusia seratus tahun, bukan hanya akan menghijaukan Indonesia saja, namun juga menghijaukan dunia.
Dengan seratus jutaan pengikut, Nahdlatul Ulama dan jaringan organisasi yang terstruktur mulai pusat hingga desa, jelas NU memiliki daya tarik tersendiri bagi pengikutnya. Ibarat sebuah magnet, NU memiliki medan magnet yang menghasilkan gaya magnet dengan kekuatan tarik yang super kuat. Dan Mega Magnet itu Bernama NU.
Setidaknya ada beberapa sebab, kenapa NU memiliki mega magnet dengan kekuatan tarik yang super. Yang jelas karena NU dibidani kelahirannya oleh para kiyai yang hablumminallahnya sudah pada tingkatan yang ultimated. Para muassis NU sudah tidak diragukan kewaliannya dan karamahnya. Seperti Mbah Kholil Bangkalan, Mbah Hasyim Asy'ari, Mbah Wahab Hasbullah, Mbah Bisri Syansuri dan tidak terhitung kiyai besar lainnya baik yang dikenal maupun tersembunyi dalam kewaliannya.
Rasanya tidak bijak kalau kita hanya menganalisa dari sudut spiritual saja. Sekarang saatnya kita menganalisa secara ilmu manajemen modern.
Menurut Susan Fournier, seorang profesor manajemen dari Boston University Amerika, di dalam jurnal Harvard Business Review, diungkapkan tiga dasar terbentuknya suatu komunitas. Komunitas akan sangat powerfull jika melibatkan ketiganya. Sebagai organisasi islam kemasyarakatan jelas NU adalah suatu komunitas.
Syarat pertama dari komunitas adalah pool. Suatu komunitas terbentuk karena memiliki share value yang sama, memiliki ideologi yang sama. Dalam konteks berdiri nya Nahdlatul Ulama, NU didirikan untuk menahan gelombang ekstrem kanan yang digagas oleh paham wahabi di Saudi Arabia, juga menahan ekstrem kiri sekuler yang diwakili oleh Kemal Ataturk dari Turkey. Sehingga kelahiran NU pada tahun 1926 dengan aliran aswajanya merupakan simbol perlawanan terhadap kedua paham tadi. Sebuah keniscayaan jika paham aswaja harus kalah dengan paham wahabi dan sekuler, dan itu harus di lawan. Jadi secara pool, NU memenuhi syarat terbentuk nya sebuah komunitas.
Yang kedua, Masih menurut Prof Susan Fournier, syarat terbentuknya komunitas adalah eeb, adanya interaksi antar anggota yang cukup kuat, jaringan yang kuat. Di dalam tubuh NU tersusun jaringan yang terstruktur dalam bentuk organisasi mulai dari tingkat pelajar yang dibidani oleh IPNU/IPPNU, tingkat kaum pemuda /pemudi oleh Ansor, Fatayat hingga Muslimat dan NU yang semuanya saling terkoneksi dengan baik. Sehingga secara web, NU sekali lagi memenuhi persyaratan terbentuk nya komunitas.
Yang terakhir menurut Susan adalah hub, adanya seorang tokoh yang menjadi idola atau panutan. Di NU ketokohan seorang kiyai sangat dihormati dan dipatuhi fatwanya. Ketokohan NU sangat nampak pada figur KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Gus Dur di anggap sebagai simbol perubahan NU, pemikiran dan kiprah politiknya menjadi panutan mayoritas warga NU. Meskipun sepeninggal Gus Dur, NU tidak pernah kehabisan tokoh-tokoh kharismatik terutama di lingkungan pondok pesantren yang notabene nya adalah garda terdepan kekuatan NU. Ribuan pondok pesantren di Indonesia telah melahirkan jutaan santri tentu memiliki hubungan emosional dengan sang kiyai sampai kapan pun, dan ini merupakan kekuatan tersendiri bagi organisasi Nahdlatul Ulama
Bisa kita bayangkan jika syarat pool, web dan hub semuanya ada pada tubuh NU. Wajar jika daya tarik magnet pada NU begitu dasyat. Alhasil, NU merupakan market yang menggiurkan menjelang pemilihan umum. Pesona NU selalu memikat para elite politik setiap menjelang perhelatan pemilihan umum atau suksesi kepemimpinan daerah sampai nasional.
Meski NU menyatakan tidak akan terlibat dalam kegiatan politik praktis dan fokus sebagai organisasi masyarakat, sesuai dengan hasil Muktamar 1984, tidak bisa dipungkiri Nahdlatul Ulama tetap mempunyai pengaruh yang kuat
Digdaya NU ku, Digdaya Indonesiaku
Jaya NU ku, Jayalah Indonesiaku. (*)
***
*) Oleh: H. M. Ali Shodiqin, ST, M.MT; Ketua Yayasan Pendidikan Islam Hasyim Asy’ari Kediri; Alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: opini@timesindonesia.co.id
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Pagar Tembok TPU Sumbersari Kota Malang Terancam Roboh, Pemkot Malang Dianggap Slow Respons
Kebut Persiapan Sekolah Rakyat, Pemkab Banyuwangi Geber Renovasi Gedung Balai Diklat PNS Licin
Dihibur Gambyong Jreng, Komunitas Madiun Raya Gathering di Pasar Jadoel Ngegong
Berbobot 900 Kg, Sapi PO Anom Milik Peternak Pleret Bantul Juga Dibeli Presiden Prabowo
Pabrik Rokok Ilegal Diduga Milik Manajer Arema FC Akhirnya Digerebek Bea Cukai
Son Heung-min: Saatnya Tottenham Angkat Trofi, Seperti Harry Kane
752 Jemaah Haji Banyuwangi Berangkat, Bupati Ipuk Berikan Pesan Haru
Rupiah Tak Laku: Cermin Retak Ekonomi Kita
Dua Tahun Buron di Bali, Pelaku Kekerasan di Kawasan Wisata Banyuwangi Berhasil Ditangkap
Kecewa Insiden Pelemparan Bus Persik, Arema FC Pertimbangkan Tak Bermain di Kanjuruhan