TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mengupayakan percepatan penurunan angka stunting melalui berbagai program, satu diantaranya program 1-10-100.
Selain program tersebut, Pemkab Lamongan bersama TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Lamongan telah melaksanakan program Orang Tua Asuh.
Kedua program tersebut telah dijalankan sebagai langkah konkrit untuk menurunkan angka stunting Lamongan yang masih cukup besar yakni 27 persen dari target tahun 2024.
Untuk diketahui bersama bahwa jumlah balita stunting di Lamongan sesuai data Dinas Kesehatan saat ini masih 2.929 anak.
Sedangkan instruksi dari Presiden Republik Indonesia (Presiden RI) Joko Widodo terkait target turunnya angka stunting Indonesia sebesar 14 persen di tahun 2024.
"Jadi saat ini seluruh dinas, OPD harus ikut mikir dan terus berupaya dalam penurunan angka stunting," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Senin (14/8/2023).
Diungkapkan Pak Yes, TP PKK Lamongan saat ini sudah rutin blusukan ke desa-desa di Lamongan untuk memastikan kondisi permasalahan tiap desa. Menurutnya, ini langkah yang luar biasa agar tahu persis apa yang terjadi di desa-desa.
"Terlebih lagi PKK telah bekerjasama dengan banyak pihak melalui program 1-10-100. Program ini diberikan dari orang tua asuh dalam bentuk 1 paket diisi untuk 10 balita stunting untuk 100 hari, paketnya itu 5 juta 1 paket," ujarnya.
Pak Yes juga mengajak seluruh masyarakat untuk menyebarkan informasi terkait program ini juga program Orangtua Asuh, agar lebih banyak orang yang turut bergabung.
"Saya berharap program ini sebarkan ke orang banyak. Supaya yang jadi orang tua asuh itu semakin banyak. Karena kita targetkan ditahun ini bisa ada 200 paket untuk anak balita, salah satunya dimulai di Bandungsari," ucapnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Lamongan Anis Kartika Yes, mengatakan Desa Bandungsari pernah menjadi lokus stunting (lokasi khusus penanganan stunting) yang saat ini memiliki jumlah balita stunting 11 balita.
Kemudian, dijelaskan Anis, kesebelas balita ini dipilih sebagai Anak Asuh Bupati Lamongan yang nantinya secara sistem akan diberikan asupan makan siang selama 3 bulan berturut (100 hari).
"Nanti sistemnya anak-anak tersebut akan diberikan makanan 1 hari 1 kali makan siang, sesuai menu yang dibuatkan ahli gizi puskesmas dengan budget Rp. 5 ribu per anak dalam sehari, diawasi TPK (Tim Pendamping Keluarga)," kata Anis.
Lebih lanjut, Anis menyampaikan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah makanan itu sudah diterima dan kesebelas balita tersebut mau atau tidak.
"Jadi saya minta setiap 2 minggu sekali ada pengukuran, baik berat badan, panjang badan, dan kesehatan secara umumnya, secara berkala dilaporkan dan kemudian kita evaluasi," ujarnya.
Kesempatan yang sama, Kepala Desa Bandungsari Hartono melaporkan, desanya pada tahun 2023 memang menjadi desa lokus stunting, dengan awal jumlah balita stunting 17 anak.
"Namun pada penimbangan terakhir, jumlah balita stunting sudah berkurang menjadi 11 anak. Ia berharap pada akhir tahun 2023 nanti stunting di Bandungsari bisa hilang dan menjadi desa bebas stunting," ucap Hartono seraya mengapresiasi program 1-10-100. (*)
Pewarta | : Moch Nuril Huda |
Editor | : Irfan Anshori |
Kemenag Perketat Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Asuransi dan Rumah Sakit Tak Boleh Sekadar Formalitas
Wafat Saat Tiba di Tanah Suci, Jemaah Haji Asal Sidoarjo Dimakamkan di Baqi
Grand Final PLN Mobile Proliga 2025 Akan Digelar di GOR Amongrogo Yogyakarta
Menabung Sejak 1986, Pemulung Asal Semarang Ini Akhirnya Berangkat Haji Bersama Istri
Soal Kasus Miras di Temenggungan, Bupati: Sudah Ada Permendagri-nya, Inspektorat Akan Mengkaji
Gangguan Tidur Bisa Hambat Pertumbuhan dan Kecerdasan Balita
Di Balik Kedatangan Jemaah Haji Indonesia, Mereka Menyambut di Bawah Terik dan Dingin Bandara Madinah
Catat! Ini Jadwal Pertandingan Persewangi di Babak 16 Besar Liga 4 Nasional
Babak 16 Besar Liga 4 Nasional, Persewangi Banyuwangi Optimistis Bangkit
200 Koperasi Ditutup, Diskopindag Kota Malang Minta Koperasi Sehat