TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Permasalahan krisis tenaga pendidik dan kependidikan, masih terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur. Bahkan di beberapa sekolah, kepala sekolah terpaksa ambil andil untuk mengajar. Persoalan ini lantaran dikarenakan adanya kekosongan guru di sejumlah Sekolah Dasar (SD).
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno membenarkan bahwa dibeberapa sekolah di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa itu mengalami kekurangan guru.
“Kalau dilihat dari status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), Banyuwangi sedang mengalami kekurangan guru,” katanya, Rabu, (15/3/2023).
Kekosongan tenaga pendidik di Banyuwangi, termasuk guru mata pelajaran agama islam, kristen, katolik, hindu, budha yang mengemban tugas sebagai pendidik moral siswa-siswi dengan nilai-nilai agama, mengalami kekurangan. Meskipun, pada tahun 2022 kemarin, formasi P3K itu dominan lebih banyak pada posisi guru agama.
“Tahun lalu, Banyuwangi mendapatkan guru P3K. tapi belum bisa memenuhi kebutuhan,” ujarnya.
Diketahui, krisis guru ini bukan hanya terjadi di Banyuwangi saja. Namun, kekosongan tenaga pendidik juga dialami di berbagai daerah, kota dan kabupaten di tanah air.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dispendik Banyuwangi mempertahankan guru-guru honorer yang sudah lama mengabdi untuk tetap mengajar.
Selain itu, Dispendik Banyuwangi juga menerapkan perangkapan-perangkapan guru di sekolah. Sehingga, kata Suratno, pihaknya mendorong Satmika (Satuan Induk Administrasi Pangkal) untuk membantu sekolah-sekolah lain yang berdekatan dengan sekolah tersebut.
“Terutama pada guru agama non-islam yang siswanya tidak terlalu banyak kita lakukan perangkapan,” jelasnya.
Hal ini terjadi, karena menindak lanjuti peraturan pemerintah sejak bulan Desember 2020 yang melarang untuk menambah guru honorer.
“Sambil menunggu perubahan sistem rekrutmen yang baru,” ungkapnya.
Meski demikian, lanjut Suratno, pihaknya terus memberikan pelayanan semaksimal mungkin di dunia pendidikan.
“Sejauh ini kekosongan atau kekurangan guru masih tertangani dan tercukupi,” cetusnya.
Terpisah, hal senada juga dikatakan Satuan Koordinator Wilayah Pendidikan (Satkorwildik) Kecamatan Banyuwangi, Janoto. Dia mengaku Banyuwangi masih kekurangan guru. Terutama tenaga pendidik mata pelajaran agama. Bahkan, disalah satu SD seorang kepala sekolah mengajar guru agama.
“Di SDN Sobo yang menjadi guru agama adalah kepala sekolahnya yang kebetulan lulusan program studi agama,” katanya.
Janoto menambahkan, kekosongan terjadi karena guru yang sebelumnya lolos PPG (Pendidikan Profesi Guru) atau PNS itu dipindah. Selain itu, para guru honorer berhenti mengajar.
“Saat ini Dispendik masih melakukan maping strategi guru PPG dan PNS mau ditempatkan dimana,” imbuhnya. (*)
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Dihibur Gambyong Jreng, Komunitas Madiun Raya Gathering di Pasar Jadoel Ngegong
Berbobot 900 Kg, Sapi PO Anom Milik Peternak Pleret Bantul Juga Dibeli Presiden Prabowo
Pabrik Rokok Ilegal Diduga Milik Manajer Arema FC Akhirnya Digerebek Bea Cukai
Son Heung-min: Saatnya Tottenham Angkat Trofi, Seperti Harry Kane
752 Jemaah Haji Banyuwangi Berangkat, Bupati Ipuk Berikan Pesan Haru
Rupiah Tak Laku: Cermin Retak Ekonomi Kita
Dua Tahun Buron di Bali, Pelaku Kekerasan di Kawasan Wisata Banyuwangi Berhasil Ditangkap
Kecewa Insiden Pelemparan Bus Persik, Arema FC Pertimbangkan Tak Bermain di Kanjuruhan
Penerapan Kloter Berbasis Syarikah, PPIH Embarkasi Surabaya Minta Jemaah Haji Bersabar
Tottenham ke Final Liga Europa, Son Heung-min Termotivasi Harry Kane