TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pakaian khas Kediri rupanya membuat banyak anak muda, terutama dari kalangan pelajar penasaran. Seperti diketahui para aparatur sipil negara termasuk guru diwajibkan memakai pakaian khas Kediri setiap hari kamis minggu pertama setiap bulannya, termasuk para guru SD dan SMP.
Melihat para guru mereka memakai pakaian khas rupanya para murid juga tertarik untuk ikut memakai pakaian khas Kediri.
"Menarik untuk anak-anak. Ada yang mengatakan misal guru memakai (pakaian khas) maka murid juga harus memakai," kata salah satu guru SMP Muhammadiyah 1 Pare Gelar Gian Crismeril, Sabtu (18/03/2023).
Terkait hal itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri sendiri telah memiliki rencana untuk mengembangkan pakaian khas Kediri yang khusus untuk para pelajar. Pakaian khas Kediri khusus pelajar itu tetap akan mengacu pada pakem pakaian khas yang telah ditetapkan sebelumnya. Nantinya akan ada sedikit modifikasi, agar pakaian khas itu lebih praktis saat dipakai belajar di sekolah serta lebih terjangkau.
"Kita tengah membuat desain pakaian khas khusus pelajar, yang tidak menyimpang dari pakem tapi bisa diproduksi secara massal dan instan. Kita tugaskan guru seni mendesain pakaian khas Kediri yang bisa dipakai oleh anak-anak sekolah," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri M Muhsin.
Pakaian khas Kediri khusus pelajar itu menurut rencana sudah bisa dipakai pada tahun ajaran baru nanti. Dengan pakaian khas khusus pelajar, mobilitas dan aktivitas para pelajar tidak akan terganggu.
"Semoga tahun ajaran baru bisa, karena ada Permendikbud yang mengatur untuk pemakaian pakaian khas daerah," kata M Muhsin lagi.
Sementara itu untuk lebih mengenalkan pakaian khas Kediri di kalangan dunia pendidikan, ratusan peserta baik kalangan pelajar SD - SMP di Kabupaten Kediri, serta para guru dan kepala sekolah ikut ambil dalam fashion show pakaian khas Kediri.
Digelar di Taman Hijau, kawasan wisata Simpang Lima Gumul total ada 300 peserta yang terdiri dari 52 wakil SD dan 60 wakil SMP, serta sisanya adalah kepala sekolah serta guru SD - SMP dari seluruh sekolah di Kabupaten Kediri. Diharapkan dari kegiatan ini, masyarakat tidak hanya mengenal pakaian khas tapi lebih mencintai budaya Kediri.
"Melihat animo, akan kita jadikan agenda rutin, dan pesertanya diperluas tidak hanya dari SD dan SMP," ujar M Muhsin.
Perwakilan dari SMP Muhammadiyah 1 Pare, Ifath Putri mengungkapkan mencoba memakai pakaian khas Kabupaten Kediri memberikan kebanggaan tersendiri. Apalagi dirinya adalah seorang pelajar asli Kediri. "Bangga sebagai putri Kediri. Pakaian khas ini bisa menambah pengetahuan tentang sejarah dan budaya Kediri," tukas pelajar kelas 8 itu.
Untuk persiapan mengikuti fashion show ini, Gelar Gian Crismeril menuturkan muridnya itu mempersiapkan diri selama sebulan terakhir. Selain memakai pakaian khas, mereka yang membawakan pakaian khas ini juga harus memahami tentang makna dan filosofi pakaian khas Kediri.
Meril - sapaan akrab sang guru - mengungkapkan untuk mencari pengrajin atau pembuat pakaian khas tidak terlalu sulit. Namun yang jadi tantangan adalah ketika para pengrajin membuat batiknya berbeda-beda. Sementara pakaian khas Kediri memiliki pakem khusus yang telah ditentukan.
"Contohnya lidah api yang harusnya warna putih, tapi ternyata memakai warna kuning. Jadi kita harus pintar melihat pakem pakaian khas," tambahnya lagi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri M Muhsin mengungkapkan dengan pakaian khas Kediri mulai banyak dikenal masyarakat, M Muhsin menambahkan, diharapkan bisa ikut mendorong industri tekstil serta pengrajin untuk lebih berkembang, yang pada akhirnya mendorong meningkatnya perekonomian.
"Industri dan pengrajin batik akan lebih hidup dan memperoleh manfaat. Bisa menggerakkan UMKM di Kabupaten Kediri," pungkasnya terkait dampak positif digaungkannya penggunaan pakaian khas Kediri. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Deasy Mayasari |
Dihibur Gambyong Jreng, Komunitas Madiun Raya Gathering di Pasar Jadoel Ngegong
Berbobot 900 Kg, Sapi PO Anom Milik Peternak Pleret Bantul Juga Dibeli Presiden Prabowo
Pabrik Rokok Ilegal Diduga Milik Manajer Arema FC Akhirnya Digerebek Bea Cukai
Son Heung-min: Saatnya Tottenham Angkat Trofi, Seperti Harry Kane
752 Jemaah Haji Banyuwangi Berangkat, Bupati Ipuk Berikan Pesan Haru
Rupiah Tak Laku: Cermin Retak Ekonomi Kita
Dua Tahun Buron di Bali, Pelaku Kekerasan di Kawasan Wisata Banyuwangi Berhasil Ditangkap
Kecewa Insiden Pelemparan Bus Persik, Arema FC Pertimbangkan Tak Bermain di Kanjuruhan
Penerapan Kloter Berbasis Syarikah, PPIH Embarkasi Surabaya Minta Jemaah Haji Bersabar
Tottenham ke Final Liga Europa, Son Heung-min Termotivasi Harry Kane