TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setidaknya 4,5 juta penduduk Ukraina hidup tanpa listrik setelah jaringan energi mereka sengaja dihancurkan Rusia dengan membabi buta.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menuduh Rusia 'terorisme energi' setelah selama pendudukannya tidak mendapat keuntungan sedikitpun hingga menyebabkan 4,5 juta penduduknya hidup tanpa listrik.
Beberapa pekan terakhir, seperti dilansir BBC, Rusia telah melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak skala besar di fasilitas-fasilitas listrik Ukraina sehingga jaringan listrik hancur dan 4,5.juta penduduknya hidup dalam gelap gulita.
Serangan itu terjadi ketika para pejabat mengatakan pasukan Rusia kemungkinan akan mundur dari kota utama Kherson di selatan.
Saluran Telegram pro-Rusia mengatakan Kamis, bendera Rusia yang biasanya dikibarkan di depan kantor pemerintahan regional di wilayah Kherson Ukraina yang diduduki telah sudah menghilang.
"Saya berkendara ke gedung bekas pemerintahan wilayah Kherson. Saya mengonfirmasi bahwa tidak ada bendera Rusia di atasnya," kata koresponden perang pro-Kremlin, Alexander Kots di saluran Telegramnya seperti dilansir The Moscow Times
"Tapi bendera Rusia masih tergantung di gedung-gedung terdekat," tambahnya.
Setelah menderita serangkaian kekalahan menyakitkan di medan perang, Rusia kemudian meningkatkan serangan dalam beberapa pekan terakhir terhadap infrastruktur listrik di kota-kota yang jauh dari garis depan.
Presiden Zelensky mengatakan, akibatnya dalam sebulan terakhir, sepertiga dari pembangkit listrik negara itu dilaporkan telah hancur.
Pemerintah Ukraina telah dipaksa untuk mendesak penduduk untuk mencoba dan menggunakan energi dengan hemat sebagai hasilnya.
"Sekitar 4,5 juta konsumen telah terputus sementara dari konsumsi energi," tambah Presiden Zelensky dalam pidatonya Kamis malam.
Dia mengatakan penargetan infrastruktur energi Ukraina adalah tanda "kelemahan", karena pasukan Rusia gagal membuat banyak landasan di garis depan.
"Fakta bahwa Rusia menggunakan terorisme energi menunjukkan kelemahan musuh kita," katanya.
"Mereka tidak bisa mengalahkan Ukraina di medan perang, jadi mereka mencoba menghancurkan rakyat kita dengan cara ini," katanya lagi.
Kementerian pertahanan Rusia juga telah mengakui bahwa pihaknya memang menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
Tuduhan Zelensky muncul ketika muncul laporan yang menyatakan bahwa pasukan Rusia meninggalkan kota Kherson yang diduduki, menandakan mundurnya Rusia secara besar-besaran.
Seorang pejabat Rusia di wilayah Kherson, Kirill Stremousov, mengatakan kepada media Rusia bahwa Moskow "kemungkinan" akan menarik pasukannya dari daerah itu.
Menurut seorang pejabat Barat, yang berbicara dengan syarat anonim, sebagian besar komandan Rusia juga telah ditarik dari kota.
Alih-alih mencoba untuk tetap menguasai kota, mereka mengatakan pasukan Rusia sedang membangun posisi pertahanan mereka di sisi lain Sungai Dnipro, sebagai bagian dari langkah Rusia yang lebih luas untuk membangun garis pertahanan yang lebih baik di seluruh selatan dan timur Ukraina sebelum pasukannya menghadapi musim dingin.
Sulit untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di dalam kota, tetapi pejabat itu mengatakan pasukan cadangan Rusia yang dimobilisasi telah dikirim ke kota untuk menutupi retret terakhir ketika itu terjadi.
Selain itu, koresponden urusan internasional BBC, Paul Adams mengatakan bahwa bank dilaporkan telah dikosongkan dan museum telah dijarah.
Pihak berwenang yang menduduki juga telah mengevakuasi ribuan warga sipil dari daerah itu selama beberapa minggu.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengatakan pasukan Ukraina "mampu" merebut kembali kota selatan.
Namun Ukraina mengatakan pihaknya masih berperang di daerah itu dan tetap berhati-hati karena khawatir Rusia membuat jebakan bagi pasukan Ukraina.
Penaklukan Rusia atas Kherson, sebuah kota besar pada bulan Maret lalu dipandang sebagai salah satu pencapaian paling signifikan Moskow dalam perang tersebut.
Tetapi serangan balasan Ukraina di daerah itu, yang telah berlangsung selama lebih dari sebulan, membuat Rusia harus menilai kembali tujuan medan perangnya.
Kini 4,5 juta penduduk Ukraina sendiri harus menghadapi hidup tanpa listrik akibat ulah Rusia yang sengaja menghancurkan infrastruktur energi setelah kegagalannya selama invasinya di Ukraina. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Widodo Irianto |
Suzuki Fronx Siap Meluncur di Indonesia, Tawarkan Desain Dinamis dan Teknologi Ramah Lingkungan
Kontes Mobil Mercy Meriahkan Signature Event Benz C@k Suroboyo
Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Warga Singosari Terbebas Krisis Air Bersih Kala Kemarau
Sakralnya Peringatan Hari Waisak 2025 di Maha Vihara Mojokerto
Lagu Tema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Karya Siswa Gresik Masuk 30 Besar Nasional
Cegah Aksi Premanisme Lewat Patroli Skala Besar Polres Mojokerto Kota
Perkuat Peran Paralegal Santri, LPBH NU Kota Malang Audiensi dengan Gubernur Jatim
ITB Apresiasi Presiden Prabowo dan Kapolri atas Penangguhan Mahasiswinya
Mahasiswa Tunisia Terpesona Pesona Budaya Nusantara di Zaitunah
7 Jam di BTR Ultra 2025, Taklukkan Medan Ekstrem Gunung Batur