TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setidaknya 5 orang tewas dan 44 kendaraan hancur setelah kecelakaan bus yang kemudian memicu kebakaran hebat di sepanjang terowongan kedap suara di jalan raya di Gwacheon, Provinsi Gyeonggi selatan, Korea Selatan, Kamis (29/12/2022) siang.
Insiden tersebut pertama kali dilaporkan ke otoritas kebakaran sekitar pukul 13.50 siang tadi, di Jalan Tol Gyeongin Kedua menuju utara dekat Persimpangan Uiwang Utara.
Api melalap struktur yang berbentuk terowongan dan sejumlah mobil tak dikenal yang terjebak di bawah struktur di sepanjang jalan. Api bermula dari tabrakan sebuah truk kargo dengan sebuah bus.
Korban tewas termasuk penumpang bus. Di antara yang terluka, ada tiga orang yang dilaporkan dalam kondisi kritis.
Otoritas pemadam kebakaran mengeluarkan perintah tanggap darurat tahap kedua pada pukul 14:22 waktu setempat.
Sejauh ini, gabungan lebih dari 50 truk pemadam kebakaran dan helikopter dikirim ke lokasi bencana dengan 140 petugas pemadam kebakaran.
Kebakaran dimulai ketika sebuah bus menabrak truk sekitar pukul 13.50 waktu setempat di terowongan jalan tol di Gwacheon di ibu kota Korea Selatan .
Terowongan yang ditinggikan itu dirancang untuk melindungi bangunan di sekitarnya dari kebisingan jalan dengan cepat dilalap api.
Rekaman lain menunjukkan terowongan dipenuhi api saat puing-puing yang terbakar jatuh ke jalan raya di bawahnya.
Seorang saksi mata mengatakan kepada Kantor Berita Yonhap, "seseorang menyuruh saya untuk mengungsi, dan sebagian besar pengemudi meninggalkan mobil mereka dan lari ke luar terowongan".
Semula pihak berwenang menyatakan enam orang tewas, namun kemudian merevisi bahwa jumlah korban tewas menjadi lima, dengan 37 orang terluka.
Petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api setelah beberapa jam, tetapi pencarian masih dilakukan untuk mencari korban yang selamat.
"Kami sedang melakukan pencarian di dalam terowongan jika ada korban tambahan," kata seorang pejabat di departemen pemadam kebakaran.
"Tiga orang mengalami luka bakar di bagian wajah sementara sisanya dirawat karena menghirup asap," kata pejabat itu.
Menteri Dalam Negeri Korea Selatan, Lee Sang-min menyerukan sumber daya maksimum dikerahkan untuk menyelamatkan orang-orang.
"Saya mendesak pihak berwenang untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa mereka yang tidak sempat melarikan diri," katanya.
Kecelakaan fatal itu terjadi hanya beberapa bulan setelah 150 orang, kebanyakan wanita muda, tewas dalam kerumunan Halloween yang mengerikan di distrik kehidupan malam Itaewon.
Negara ini telah diguncang sejumlah bencana yang sebenarnya bisa dicegah dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Itaewon, dan tenggelamnya feri Sewol yang menewaskan lebih dari 300 orang pada tahun 2014.
Banyak warga Korea Selatan mempertanyakan apakah standar keselamatan dikesampingkan dan peraturan diabaikan dalam perkembangan pesat negara tersebut. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Kontes Mobil Mercy Meriahkan Ultah Mercedes Benz Club Indonesia Regional Jatim Bali
Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Warga Singosari Terbebas Krisis Air Bersih Kala Kemarau
Sakralnya Peringatan Hari Waisak 2025 di Maha Vihara Mojokerto
Lagu Tema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Karya Siswa Gresik Masuk 30 Besar Nasional
Cegah Aksi Premanisme Lewat Patroli Skala Besar Polres Mojokerto Kota
Perkuat Peran Paralegal Santri, LPBH NU Kota Malang Audiensi dengan Gubernur Jatim
ITB Apresiasi Presiden Prabowo dan Kapolri atas Penangguhan Mahasiswinya
Mahasiswa Tunisia Terpesona Pesona Budaya Nusantara di Zaitunah
7 Jam di BTR Ultra 2025, Taklukkan Medan Ekstrem Gunung Batur
Mengenal Murai Batu, Burung dengan Keindahan Menawan dan Harga Fantastis