TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sudah pasti Amerika Serikat, dan Inggris tidak akan mengirimkan jet tempur ke Ukraina. Selain karena dikhawatirkan akan bisa menyentuh tanah Rusia, juga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mempelajari cara menerbangkannya.
Ukraina sebelumnya getol mengajukan permintaan agar Amerika Serikat dan Sekutu Baratnya mengirimkan bantuan jet tempur seperti F-16, Typhoon, F-35 dan jet tempur canggih generasi ke empat lainnya.
Presiden AS, Joe Biden saat ditanya wartawan kemungkinan AS akan mengirimkan jet tempur F-16, dengan tegas ia menjawab "tidak".
Penolakan AS itu muncul setelah seorang analis, Profesor Michael Clarke menyatakan Rusia akan kembali melakukan serangan besar-besaran musim semi mendatang dimana mereka akan jauh lebih efektif di udara.
Michael Clarke seperti dilansir The Sun mengatakan, ini akan menjadi lebih buruk, akan menjadi lebih ganas dan lebih berbahaya.
Kepada Express.co.uk, Clarke juga menyebutkan, Ukraina tidak bisa hanya mengandalkan pertahanan berbasis darat atau pertempuran udara dengan Mig-29-nya peninggalan era Uni Soviet, karena mereka akan mulai kehilangan, betapapun terampilnya pilot mereka. Jadi mereka akan membutuhkan F-16.
Sementara itu dari Inggris, juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak menyatakan, mengirim jet tempur ke Ukraina tidak praktis.
"Jet tempur Inggris sangat canggih dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mempelajari cara menerbangkannya. Mengingat hal itu, kami percaya tidak praktis untuk mengirim jet tersebut ke Ukraina," kata juru bicara itu kepada wartawan, Selasa (31/1/2023).
"Kami akan terus berdiskusi dengan sekutu kami tentang apa yang menurut kami merupakan pendekatan yang tepat," tambahnya.
Dari Prancis dan Polandia mengatakan tidak ada yang dikecualikan dalam hal bantuan militer.
Hanya saja, menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, langkah seperti itu masih akan bergantung pada beberapa faktor termasuk kebutuhan untuk menghindari eskalasi dan jaminan bahwa pesawat tersebut tidak akan "menyentuh" tanah Rusia.
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki mengatakan dalam sambutan yang diposting di situs webnya bahwa transfer semacam itu akan dilakukan dalam koordinasi penuh dengan negara-negara NATO.
Perdebatan soal permintaan Ukraina akan jet tempur canggih itu terjadi beberapa hari setelah AS dan Jerman menyetujui mengirim tank tempur ke Ukraina setelah ada tekanan yang meningkat.
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah setuju untuk memasok Ukraina dengan tank tempur Leopard 2, sementara Washington akan mengirimkan puluhan tank M1 Abrams.
Saat ini operator tank Ukraina telah tiba di Inggris dan mereka akan memulai pelatihan dengan tank Challenger 2. Inggris akan menyediakan Ukraina dengan satu skuadron mesin tank modern ini.
Kementerian Pertahanan Inggris juga telah membagikan beberapa cuplikan dari Challenger 2 yang sedang beraksi.
Inilah daftar tank yang bakal diterima Ukraina dari pata sekutunya:
Itulah bantuan tank-tank sekutu yang bakal dikirim ke Ukraina, namun soal permintaan batuan jet tempur canggih, AS dan Inggris memastikan tidak akan melakukannya karena khawatir akan bisa menyentuh tanah Rusia. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Kontes Mobil Mercy Meriahkan Ultah Mercedes Benz Club Indonesia Regional Jatim Bali
Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Warga Singosari Terbebas Krisis Air Bersih Kala Kemarau
Sakralnya Peringatan Hari Waisak 2025 di Maha Vihara Mojokerto
Lagu Tema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Karya Siswa Gresik Masuk 30 Besar Nasional
Cegah Aksi Premanisme Lewat Patroli Skala Besar Polres Mojokerto Kota
Perkuat Peran Paralegal Santri, LPBH NU Kota Malang Audiensi dengan Gubernur Jatim
ITB Apresiasi Presiden Prabowo dan Kapolri atas Penangguhan Mahasiswinya
Mahasiswa Tunisia Terpesona Pesona Budaya Nusantara di Zaitunah
7 Jam di BTR Ultra 2025, Taklukkan Medan Ekstrem Gunung Batur
Mengenal Murai Batu, Burung dengan Keindahan Menawan dan Harga Fantastis