TIMESINDONESIA, JAKARTA – Korea Utara tetap meluncurkan rudal balistik meski saat ini kapal selam nuklir Amerika Serikat, USS Kentucky (737) merapat di Busan, Korea Selatan.
"Rabu pagi tadi, Korea Utara kembali menembakkan 2 rudal balistiknya ke arah laut timur negara itu," kata militer Jepang dan Korea Selatan.
Kapal selam nuklir AS USS Kentucky itu berlabuh di di Korea Selatan untuk kali pertama setelah empat dekade.
Militer AS mengatakan bahwa, mereka juga mengetahui peluncuran rudal pada Rabu pagi dan sedang berkonsultasi dengan sekutu dan mitranya.
"Peluncuran tersebut memang tidak menimbulkan ancaman langsung bagi AS atau sekutunya. Tetapi hal itu menyoroti dampak destabilisasi dari program senjata ilegal Korea Utara," kata pihak Komando Indo-Pasifik AS dalam sebuah pernyataan.
"Kedua rudal yang diluncurkan Rabu pagi tadi tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang," kata kementerian pertahanan Jepang.
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan meminta Korea Utara untuk menghentikan peluncuran semacam itu.
"Kami mengutuk keras peluncuran rudal balistik berturut-turut Korea Utara sebagai tindakan provokatif yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea serta masyarakat internasional. Dan jelas ini merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB," kata JCS dalam sebuah pernyataan.
"Rudal pertama mencapai ketinggian 50 km (31 mil) dan menempuh jarak 550 km (341 mil), sedangkan yang kedua naik setinggi 50 km dan terbang 600 km (372 mil)," kata Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada kepada wartawan.
"Jepang telah mengajukan protes terhadap peluncuran rudal melalui saluran diplomatik," kata Yasukazu Hamada.
Peluncuran ini dilakukan hampir seminggu setelah Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat Hwasong-18 terbaru, yang menurut Pyongyang merupakan peringatan bagi AS dan musuh lainnya.
Kantor Berita Yonhap Korea Selatan melaporkan bahwa peluncuran rudal Rabu pagi tadi mengikuti pertemuan pertama Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) Seoul dan Washington.
Tujuan NCG adalah yang untuk memperkuat komitmen pencegahan yang diperpanjang AS untuk menggunakan berbagai kemampuan militernya, termasuk nuklir, senjata yang untuk mempertahankan sekutunya Korea Selatan.
Pertemuan itu juga bertepatan dengan kedatangan USS Kentucky di pangkalan angkatan laut di Busan.
"Ini kunjungan pelabuhan pertama oleh kapal selam strategis berkemampuan nuklir (SSBN) Amerika sejak USS Robert E. Lee pada Maret 1981," lapor Yonhap.
Namun kehadiran kapal selam nuklir AS, USS Kentucky (737) di Busan, Korea Selatan kali ini tidak membuat gentar Korea Utara, dan Rabu pagi tadi negara Kim Jong Un itu meluncurkan rudal balistik untuk menanggapinya. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |
Pemerintah Beri Tanggapan Keras Terhadap Aksi Premanisme Berbasis Ormas
Kemenag Perketat Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Asuransi dan Rumah Sakit Tak Boleh Sekadar Formalitas
Wafat Saat Tiba di Tanah Suci, Jemaah Haji Asal Sidoarjo Dimakamkan di Baqi
Dani Chika Siap Taklukkan 60 Kilometer BTR Ultra 2025: Langkah Serius Menuju Trail Jepang
Grand Final PLN Mobile Proliga 2025 Akan Digelar di GOR Amongrogo Yogyakarta
Menabung Sejak 1986, Pemulung Asal Semarang Ini Akhirnya Berangkat Haji Bersama Istri
Soal Kasus Miras di Temenggungan, Bupati: Sudah Ada Permendagri-nya, Inspektorat Akan Mengkaji
Gangguan Tidur Bisa Hambat Pertumbuhan dan Kecerdasan Balita
Di Balik Kedatangan Jemaah Haji Indonesia, Mereka Menyambut di Bawah Terik dan Dingin Bandara Madinah
Catat! Ini Jadwal Pertandingan Persewangi di Babak 16 Besar Liga 4 Nasional