TIMESINDONESIA, JAKARTA – Antropolog asal Belanda Martin van Bruinessen menerima Anugerah 1 Abad NU (Nahdlatul Ulama) kategori internasional dan Nasional.
Piagam anugerah itu diberikan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada Selasa (31/1/2023) malam.
Usai menerima penghargaan, ia dipersilakan untuk menyampaikan kata sambutan. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia Anugerah 1 Abad NU.
"Terima kasih banyak kepada panitia yang memilih saya sebagai orang yang layak menerima penghargaan. Saya terharu, karena berada di antara Al-Azhar dan pesantren tua di Indonesia," ujar Martin.
Di atas panggung penganugerahan itu, Martin berendah hati. Ia mengatakan, meski banyak menulis tentang pesantren tetapi itu menurutnya tidak berdasar pada kepintaran yang ia miliki. Bahkan, Martin pun merasa ditolong oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Saya tidak bisa menulis kalau tidak ditolong oleh Gus Dur yang punya strategi untuk membuka mata NU ke dunia luar, dan membuka pintu pesantren supaya saya bisa masuk," katanya.
Menurut Martin, Gus Dur tidak pernah melarangnya untuk memasuki semua tempat yang ingin disinggahi. Dalam pandangannya, Gus Dur selalu berusaha memperkenalkan NU kepada dunia luar.
"Bagi Gus Dur tidak ada tempat terlarang bagi saya. Dia membantu saya untuk mempublikasikannya dan berusaha untuk memperkenalkan NU di luar. Jadi yang harus dihargai ini Gus Dur," ujar Martin.
Martin van Bruinessen adalah seorang antropolog dan pengarang kelahiran Belanda, 10 Juli 1946. Ia telah menerbitkan sejumlah tulisan berkaitan dengan orang Kurdi, Turki, Indonesia, Iran, Zaza, dan Islam.
Salah satu buku yang paling banyak menjadi referensi bagi umat Islam Indonesia adalah Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat (1995). Gus Dur memberikan kata pengantar di dalam buku tersebut.
Selain Martin van Bruinessen, terdapat tiga pihak lain yang mendapatkan Anugerah 1 Abad NU pada kategori internasional ini yaitu Universitas Al Azhar Kairo, Keluarga Sayyid Abbas bin Abdul Aziz, dan Syekh Yasin Al-Fadani. (*)
Pewarta | : Sholihin Nur |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Dihibur Gambyong Jreng, Komunitas Madiun Raya Gathering di Pasar Jadoel Ngegong
Berbobot 900 Kg, Sapi PO Anom Milik Peternak Pleret Bantul Juga Dibeli Presiden Prabowo
Pabrik Rokok Ilegal Diduga Milik Manajer Arema FC Akhirnya Digerebek Bea Cukai
Son Heung-min: Saatnya Tottenham Angkat Trofi, Seperti Harry Kane
752 Jemaah Haji Banyuwangi Berangkat, Bupati Ipuk Berikan Pesan Haru
Rupiah Tak Laku: Cermin Retak Ekonomi Kita
Dua Tahun Buron di Bali, Pelaku Kekerasan di Kawasan Wisata Banyuwangi Berhasil Ditangkap
Kecewa Insiden Pelemparan Bus Persik, Arema FC Pertimbangkan Tak Bermain di Kanjuruhan
Penerapan Kloter Berbasis Syarikah, PPIH Embarkasi Surabaya Minta Jemaah Haji Bersabar
Tottenham ke Final Liga Europa, Son Heung-min Termotivasi Harry Kane