TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hilangkan tradisi feodal dan jadilah aparatur yang lebih responsif. Itulah permintaan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas kepada jajarannya tentang tugas mereka sebagai pelayan publik.
"Gaya feodal masa lalu tolong tinggalkan dan tidak ada lagi. Tugas kita memberikan pelayanan. Jadi mindset pelayanan kepada publik itu harus diubah," kata Menteri Agama Gus Yaqut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rekernas) Ditjen Bimas Katolik tahun 2023 di Jakarta.
Ditegaskan, ASN Kemenag jangan terlalu birokratis dalam melayani umat. Begitu pun dalam merespons pengaduan dari masyarakat, ASN tidak boleh saling lempar tanggung jawab.
Menag juga meminta jajarannya berani mengambil terobosan dan berinovasi. Penyusunan program tidak hanya copy paste dari kegiatan sebelumnya. Program yang dibuat harus presisi, betul-betul dibutuhkan dan dirasakan oleh masyarakat.
Menag berpesan kepada jajarannya dalam melayani masyarakat dan umat beragama dengan mengedepankan nilai agama secara substantif, bukan artifisial.
"Sebagai pelayan masyarakat kita harus mencerminkan agama secara subtantif. Selain itu selesaikan problem hulu, yakni administrasi. Benahi tata kelola administrasi yang cendrung administratif dengan cara melakukan pelayanan digitalisasi. Transformasi digital sangat penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di hulu," tegas Menag.
Plt. Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono mengatakan Rakernas Katolik 2023 secara khusus menghadirkan Ketua KWI untuk memberikan outlook Pastoral atau penggembalaan umat. Yaitu, bagaimana aparatur Ditjen Bimas Katolik sebagai kepanjangan tangan pemerintah harus bersikap sesuai prinsip-prinsip Kekatolikan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara terutama dalam memasuki tahun politik 2023-2024.
"Pada kesempatan ini akan dibahas bagaimana Gereja Katolik terlibat dan ikut serta dalam menyongsong pesta demokrasi, di mana diharapkan semua umat Katolik melibatkan diri dan bertanggung jawab pada terwujudnya kebaikan umum dalam menjaga keutuhan NKRI," tuturnya.
Rakernas kali ini, lanjutnya, akan fokus pada revitalisasi dan transformasi lembaga pendidikan keagamaan Katolik. Ada empat SMAK yang sudah mengajukan usul penegerian yaitu SMAK Santo Mikhael Solor, SMAK Santa Maria Immaculata Adonara, SMAK Santo Dominikus Tambolaka dan SMAK Aweidabi Deiyai Papua.
"Begitu juga dengan persiapan perubahan STAKat Negeri Pontianak menjadi Institut/Universitas," imbuhnya.
Rakernas yang diikuti ratusan peserta, baik secara luring dan daring, berlangsung 2-4 Maret 2023. Hadir, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Monsignor Antonius Subianto Bunjamin yang juga menjabat Uskup Keuskupan Bandung, Plt Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono, Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Direktur Urusan Agama Katolik dan Direktur Pendidikan Katolik.
Rakernas juga diikuti pegawai Ditjen Bimas Katolik Pusat dan Daerah mulai dari unsur Pimpinan Tinggi, Ketua Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak, KWI, Pejabat Administrator, Pengawas dan Pejabat Fungsional, Kepala Bidang dan Pembimas Katolik serta Kepala Sekolah Menengah Agama Katolik Negeri Keerom, Ende dan Samosir.
Hadir mendampingi Menteri Agama, Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM Abu Rokhmad, Staf Khusus Menag Abdul Qodir, dan Sesmen Sidik Sisdiyanto. (*)
Pewarta | : Imam Kusnin Ahmad |
Editor | : Bambang H Irwanto |
Suzuki Fronx Siap Meluncur di Indonesia, Tawarkan Desain Dinamis dan Teknologi Ramah Lingkungan
Kontes Mobil Mercy Meriahkan Ultah Mercedes Benz Club Indonesia Regional Jatim Bali
Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Warga Singosari Terbebas Krisis Air Bersih Kala Kemarau
Sakralnya Peringatan Hari Waisak 2025 di Maha Vihara Mojokerto
Lagu Tema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Karya Siswa Gresik Masuk 30 Besar Nasional
Cegah Aksi Premanisme Lewat Patroli Skala Besar Polres Mojokerto Kota
Perkuat Peran Paralegal Santri, LPBH NU Kota Malang Audiensi dengan Gubernur Jatim
ITB Apresiasi Presiden Prabowo dan Kapolri atas Penangguhan Mahasiswinya
Mahasiswa Tunisia Terpesona Pesona Budaya Nusantara di Zaitunah
7 Jam di BTR Ultra 2025, Taklukkan Medan Ekstrem Gunung Batur