TIMESINDONESIA, JAKARTA – Salah satu poin strategis dalam Inter Parliementary Union (IPU) adalah emergency item atau darurat IPU ke-146. Hal ini akan menjadi suara penting sidang IPU di Manama, Bahrain.
Delegasi Indonesia awalnya mengusung draf ‘Combating Islamophobia, Fighting against Intolerance, Eliminating Racial Discrimination, and Promoting Peaceful Coexistence among People and Religions’ (‘Memerangi Islamofobia, Melawan Intoleransi, Menghilangkan Diskriminasi Rasial, dan Mempromosikan Koeksistensi Damai Antar Umat’).
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon yang memimpin delegasi Indonesia, mengungkapkan ada empat argumentasi delegasi DPR RI mengapa hal tersebut penting.
Pertama, sebuah laporan baru-baru ini oleh Pelapor Khusus PBB tentang kebebasan beragama atau berkeyakinan yang menyimpulkan bahwa kecurigaan, diskriminasi, dan kebencian langsung terhadap Muslim telah meningkat menjadi 'proporsi epidemi.'
Kedua, menurut laporan Islamofobia Eropa 2021, Islamofobia adalah 'masalah yang mendesak' di seluruh benua seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Ketiga, Keprihatinan yang mendalam atas berulangnya pembakaran Al-Qur'an yang kemungkinan memicu ledakan kemarahan dari hampir dua miliar populasi Muslim global, membuat stabilitas dan keamanan global dipertaruhkan.
Keempat, Kristalisasi kontribusi vital IPU untuk membela dan mempromosikan hak asasi manusia yang bersifat universal dalam lingkup dan penghormatan yang merupakan faktor penting dari demokrasi parlementer dan pembangunan, sebagaimana diabadikan dalam undang-undangnya.
Fadli mengungkapkan, pihaknya mengamati bahwa draf Indonesia memiliki semangat dan pandangan yang sama seperti yang diungkapkan dalam draf resolusi item darurat yang diajukan oleh Qatar.
"Saya berpandangan bahwa kedua draf tersebut menyampaikan pesan dan visi yang sama. Keduanya selanjutnya dapat digabungkan dalam satu draf," kata Fadli.
"Oleh karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ingin mengumumkan penarikan draf tersebut, dan dengan rendah hati mengundang sesama anggota parlemen global untuk mendukung draf dari Qatar," tutur Fadli disambut tepuk tangan meriah peserta sidang IPU.
Criminilizing contempt for religion and the spreading of hatred and promoting coexistence, tolerance, peace and international security ('Mengkriminalisasi penghinaan terhadap agama dan penyebaran kebencian serta mempromosikan koeksistensi, toleransi, perdamaian dan keamanan internasional').
Tema IPU tahun ini di Bahrain adalah ‘Promoting peaceful coexistence and inclusive societies: Fighting intolerance'.
Hadir dalam delegasi DPR RI ini, Wakil Ketua BKSAP, Hafisz Tohir, serta Anggota BKSAP Ratih Megasari Singkaru, Puteri Komarudin dan Himmatul Aliyah.
Mendampingi delegasi RI di IPU Bahrain ini, Duta Besar RI untuk Bahrain Ardi Hermawan serta para staf Kedutaan Besar RI untuk Bahrain di Manama. (*)
Pewarta | : Rafyq Panjaitan |
Editor | : Ronny Wicaksono |
Dihibur Gambyong Jreng, Komunitas Madiun Raya Gathering di Pasar Jadoel Ngegong
Berbobot 900 Kg, Sapi PO Anom Milik Peternak Pleret Bantul Juga Dibeli Presiden Prabowo
Pabrik Rokok Ilegal Diduga Milik Manajer Arema FC Akhirnya Digerebek Bea Cukai
Son Heung-min: Saatnya Tottenham Angkat Trofi, Seperti Harry Kane
752 Jemaah Haji Banyuwangi Berangkat, Bupati Ipuk Berikan Pesan Haru
Rupiah Tak Laku: Cermin Retak Ekonomi Kita
Dua Tahun Buron di Bali, Pelaku Kekerasan di Kawasan Wisata Banyuwangi Berhasil Ditangkap
Kecewa Insiden Pelemparan Bus Persik, Arema FC Pertimbangkan Tak Bermain di Kanjuruhan
Penerapan Kloter Berbasis Syarikah, PPIH Embarkasi Surabaya Minta Jemaah Haji Bersabar
Tottenham ke Final Liga Europa, Son Heung-min Termotivasi Harry Kane