[CEK FAKTA] Imunitas Orang dengan Kekebalan Alami Lebih Baik daripada yang Divaksin Covid-19, Benarkah?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar informasi di media sosial Twitter bahwa orang dengan kekebalan alami atau pernah terinfeksi Covid-19 memiliki imunitas tubuh lebih baik ketimbang orang yang sudah divaksinasi ganda atau dua dosis. Narasi tersebut diunggah oleh akun Twitter @AllisonPearson pada 21 Juli 2021.
Dalam unggahannya, akun tersebut juga menyertakan link artikel tentang laporan survei infeksi corona virus (covid-19) yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris.
Advertisement
Berikut narasi lengkap yang diunggah:
Here’s the official data showing people with natural immunity do better than the double vaxxed:
Coronavirus (COVID-19) Infection Survey technical article: analysis of reinfections of COVID-19 - Office for National Statistics
https://www.ons.gov.uk/peoplepopulationandcommunity/healthandsocialcare/conditionsanddiseases/articles/coronaviruscovid19infectionsurveytechnicalarticleanalysisofreinfectionsofcovid19/june2021
Terjemahan:
Ini adalah data resmi yang menunjukkan orang yang imunitas natural (kekebalan alami) lebih baik daripada double vaksin.
Artikel teknis Survei Infeksi Coronavirus (COVID-19): analisis infeksi ulang COVID-19 – Kantor Statistik Nasional
https://www.ons.gov.uk/peoplepopulationandcommunity/healthandsocialcare/conditionsanddiseases/articles/coronaviruscovid19infectionsurveytechnicalarticleanalysisofreinfectionsofcovid19/june2021
Sumber: Tangkapan layar Twitter
CEK FAKTA
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, dalam laporan survei yang disertakan oleh akun @AllisonPearson tersebut, tidak memuat perbandingan hasil lebih kebal mana orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dengan orang yang divaksinasi ganda.
Mengutip keterangan yang ada dalam artikel tersebut, artikel ini menyajikan analisis tentang jumlah infeksi ulang COVID-19 yang diidentifikasi di antara peserta Survei Infeksi Coronavirus (COVID-19) dan karakteristik infeksi ulang dalam kaitannya dengan viral load (seperti yang disimpulkan dari nilai ambang siklus (Ct)) dan adanya gejala yang dilaporkan sendiri.
Mengutip turnbackhoax,id, poin utama yang disampaikan dalam laporan tersebut menunjukkan, orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 jarang yang terinfeksi untuk kedua kalinya. Laporan tersebut tidak membahas sama sekali pelaporan infeksi Covid-19 dari orang sudah vaksin.
Mengutip situs kesehatan, alodokter.com, sistem kekebalan tubuh manusia mampu “mengingat” virus, bakteri, atau parasit yang pernah masuk ke dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh akan lebih cepat memberikan reaksi untuk melawan serangan yang sama di kemudian hari sehingga tidak sampai terjadi infeksi.
Hal tersebut juga berlaku pada orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19. Setelah sembuh, mereka memiliki antibodi alami yang mampu mengenali dan melawan virus Corona. Namun, belum diketahui secara pasti berapa lama antibodi alami tersebut dapat melindungi tubuh dari virus Corona.
Ada studi yang menunjukkan bahwa antibodi penyintas COVID-19 mampu bertahan selama 6–8 bulan setelah sembuh. Namun, hal itu masih perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, masih ada kemungkinan seseorang terinfeksi virus Corona kembali meski sebelumnya telah sembuh dari COVID-19.
Hal tersebut menjadi alasan penyintas Covid-19 tetap perlu mendapatkan vaksin.
Sumber: Informasi Seputar Pemberian Vaksin untuk Penyintas COVID-19 | Alodokter
Mengutip pernyataan ahli virologi, Sabra Klein, dalam wawancaranya yang dimuat di situs Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, seseorang yang telah terinfeksi, telah memiliki perlindungan. Tapi kekebalan itu ada batasnya.
Dia mengatakan, kekebalan dari infeksi alami (orang yang pernah terinfeksi Covid-19) mulai menurun setelah 6 sampai 8 bulan. Sedangkan orang yang divaksinasi lengkap masih memiliki kekebalan yang baik setelah satu tahun—dan mungkin lebih lama.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang telah terinfeksi dapat memperoleh manfaat yang signifikan dari vaksinasi. Ini memberi mereka dorongan kekebalan yang kuat dan tahan lama.
Sumber: Why COVID-19 Vaccines Offer Better Protection Than Infection | Johns Hopkins
Pemeriksaan fakta serupa telah dilakukan oleh Mafindo dalam turnbackhoax.id.
KESIMPULAN
Menurut Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa orang dengan kekebalan alami atau pernah terinfeksi Covid-19 memiliki imunitas tubuh lebih baik daripada orang yang sudah divaksinasi ganda atau dua dosis, salah.
Ahli virologi, Sabra Klein menjelaskan bahwa vaksinasi lebih baik dalam membentuk imunitas tubuh dalam jangka panjang dibandingkan mereka yang kebal alami (pernah terinfeksi covid-19).
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut masuk dalam kategori Misleading Content (Konten Menyesatkan). Misleading Content terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |