[CEK FAKTA] Imam Masjid Dibacok Orang Tak Dikenal Saat Imami Shalat Jumat, Benarkah?
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah artikel dengan narasi seorang imam masjid dibacok orang tak dikenal saat mengimami shalat jumat dimuat di situs daftartokoroti(dot)blogspot(dot)com.
Artikel tersebut diberi judul "Innalillahi Terjadi Lagi, Saat Tengah Mengimami Sholat Jum'at, Imam Masjid Dibacok Orang Tak DIkenal, Meninggal di Saat di Larikan Ke Rumah Sakit" ditayangkan pada 10 Juli 2021.
Advertisement
Berisi narasi lengkap dalam artikel tersebut:
Muhammad Arif (61), warga Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kota Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, akhirnya meninggal dunia.
Imam masjid yang menjadi korban penganiayaan oleh jemaahnya sendiri itu meninggal setelah dirawat selama 3 hari di salah satu rumah sakit di Palembang. Arif mengalami luka akibat benda tajam di wajah dan punggungnya.
Baca juga: Sedang Memimpin Shalat, Seorang Imam Masjid Dibacok dari Belakang Arif dibacok saat sedang memimpin shalat magrib berjemaah di Masjid Nurul Iman, tak jauh dari rumahnya. Rumah Arif tampak ramai oleh warga yang ingin melayat.
Sumber: https://daftartokoroti.blogspot.com/2021/07/innalillahi-terjadi-lagi-saat-tengah.html
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim seorang imam masjid dibacok orang tak dikenal saat mengimami salat jumat, tidak benar.
Tim Cek Fakta menelusuri melalui mesin pencari Google, dengan menggunakan kata kunci yang ada dalam artikel tersebut, di antaranya: Muhammad Arif Tanjung Rancing, Kota Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Imam Masjid. Kami menemukan sejumlah artikel dari media siber arus utama yang menuliskan peristiwa tersebut.
Hasil penelusuran, peristiwa tersebut tidak terjadi pada tahun 2021, tetapi pada 2020, tepatnya Jumat (11/9/2020). Kemudian, waktu kejadiannya bukan saat salat Jumat tetapi salat Magrib. Pelaku pembacokan juga bukan orang tak dikenal tetapi juga pengurus di masjid yang sama dengan korban.
Klaim dalam judul artikel bahwa imam masjid meninggal saat dilarikan ke rumah sakit, juga keliru. Korban meninggal setelah tiga hari dirawat di rumah sakit.
Mengutip merdeka.com, korban meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Senin (14/9/2021) pukul 04.30 WIB. Sebelumnya, korban dirujuk dari RSUD Kayuagung karena lukanya cukup parah sehingga perlu tindakan medis lebih lanjut.
Perihal motif pembacokan, masih dikutip dari merdeka.com, pelaku menaruh dendam kepada korban karena melarangnya mengurus kotak amal masjid. Padahal selama lima tahun menjabat pengurus masjid, dia selalu menangani bidang itu.
Sumber: 3 Hari Dirawat Usai Dibacok Rekannya Saat Salat, Ketua Masjid di OKI Meninggal Dunia | Merdeka
Berita mengenai pembacokan terhadap imam masjid bernama Muhammad Arif hingga akhirnya meninggal, juga dimuat di sejumlah media, di antaranya kompas.com (Sedang Memimpin Shalat, Seorang Imam Masjid Dibacok dari Belakang | Kompas), suara.com (Inalillahi, Imam Masjid Alami Penganiayaan di OKI Meninggal Dunia | Suara), dan liputan6.com (Deretan Fakta Imam Masjid di Ogan Komering Ilir Meninggal Usai Dibacok | Liputan6)
Pemeriksaan atas klaim yang terdapat di artikel tersebut mengenai pembacokan imam masjid juga dilakukan Tim Cek Fakta Tempo dalam artikelnya berjudul: Keliru, Klaim Imam Salat Jumat Meninggal Dibacok.
Sumber: Keliru, Klaim Imam Salat Jumat Meninggal Dibacok | Tempo
KESIMPULAN
Menurut Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim dalam artikel bahwa seorang imam masjid dibacok orang tak dikenal saat mengimami salat jumat, keliru.
Peristiwa pembacokan yang dimuat pada artikel pada 10 Juli 2021 itu merupakan peristiwa lama, tepatnya terjadi pada Jumat (11/9/2020). Imam masjid yang bernama Muhammad Arif itu dibacok saat sedang salat magrib. Korban akhirnya meninggal dunia setelah dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Pelaku pembacokan adalah pengurus masjid yang sama dengan korban, bukan orang tak dikenal.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut termasuk dalam kategori Misleading content (konten menyesatkan).
Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |