[CEK FAKTA] Foto Tiga Perempuan Afghanistan Berjalan dengan Kaki Dirantai

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar foto tiga perempuan mengenakan burqa sedang berjalan dengan kaki dirantai. Foto tersebut dibagikan oleh akun Twitter @crzgautam dengan narasi perempuan Afghanistan.
Foto diunggah akun @crzgautam pada 16 Agustus 2021. Dalam foto tersebut tampak seorang laki-laki berjalan paling depan dengan memegang rantai yang mengikat tiga perempuan yang berjalan di belakangnya.
Advertisement
Berikut narasi yang menyertai foto tersebut:
2.1990's Taliban Afghanistan - When women were dragged with shackles on their feet. There used to be 2/3 wives of a husband in every house, whose feet were tied with chains.
Terjemahan:
2. Taliban Afghanistan 1990 - Ketika perempuan diseret dengan belenggu di kaki mereka. Dulu ada 2/3 istri dari seorang suami di setiap rumah, yang kakinya diikat dengan rantai.
Sumber: Tangkapan layar Twitter
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, foto tiga perempuan mengenakan burqa sedang berjalan dengan kaki dirantai, tidak benar. Kami menelusuri foto tersebut dengan tools Google Reverse Image. Hasilnya, foto tersebut bukan asli, tetapi hasil penyuntingan.
Foto serupa ditemukan pada halaman sampul buku berbahasa Arab, “Pembunuhan Bayi Perempuan: Antara Teks Suci dan Maskulin Complex” yang diterbitkan pada tahun 2014. Buku tersebut ditulis oleh Saib Waddah. Dalam foto asli, tidak terdapat rantai yang dibawa si pria dan mengikat kaki tiga perempuan.
Sumber: goodreads
Melansir indiatoday.in, gambar asli telah beredar di internet setidaknya sejak 2006.
Versi paling awal dari gambar asli ditemukan di situs fotografi "Trek Earth", yang diterbitkan pada tahun 2006. Menurut situs ini, gambar tersebut diambil oleh fotografer Murat Duzyol pada tahun 2003 di Erbil, Irak.
Keterangan foto di situs tersebut, “This photo was taken in Baghdad.The man and his women walking to the city center” (Foto diambil di Baghdad. Seorang pria dan wanitanya pergi ke pusat kota, terjemahan).
Sumber: His Women by muratd | TrekEarth
Masih melansir dari indiantoday.in, Murat Duzyol, laki-laki dalam fotonya adalah bagian dari pertemuan belasungkawa untuk warga sipil Irak yang terbunuh setelah salat Jumat di Erbil.
"Ketika orang-orang kembali ke rumah mereka, komposisi seperti itu muncul secara acak di jalan. Itu adalah snapshot instan dan benar-benar alami,” kata Murat Duzyol kepada AFWA.
Mengenai para perempuan di fotonya, Murat menjelaskan bahwa mereka jelas saling mengenal. Namun Murat tidak yakin para perempuan itu mengenal si laki-laki yang berjalan di depannya.
Murat Duzyol menambahkan, selama Perang Teluk ke-2, ia pergi ke Irak beberapa kali dan berfoto sebagai jurnalis. "Sayangnya, banyak foto saya telah dimanipulasi. Namun foto ini paling banyak beredar di media sosial. Saya telah memperingatkan banyak orang tentang hal ini berkali-kali. Tapi hasilnya tidak berubah,” tambahnya.
Sumber: Fact Check: Image of burqa-clad women in chains walking behind man is edited | India Today
Kami juga menemukan pemeriksaan atas foto yang sama, dipublikasikan oleh apnews.com dalam artikel berjudul Supposed photo of Afghan women is fake; original, from Iraq, was altered to add chains. Disebutkan, foto tersebut telah disalahartikan dan diposting beberapa kali.
Sumber: Supposed photo of Afghan women is fake; original, from Iraq, was altered to add chains | AP
KESIMPULAN
Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, foto tiga perempuan berjalan dengan kaki dirantai, hoaks. Begitu pula dengan laki-laki yang berjalan di depannya. Lelaki tersebut tidak membawa rantai.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten dimanipulasi).
Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |