[CEK FAKTA] Salah, WHO Rencanakan Modifikasi Genetik Manusia Melalui Vaksinasi
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar video di media sosial dengan menyertakan narasi adanya rencana modifikasi genetik manusia melalui vaksinasi. Video tersebut dibagikan sejumlah akun Facebook, salah satunya Wahyu Firmansyah (https://www.facebook.com/wahyu.firmansyah.f94) pada 9 Agustus 2021.
Akun tersebut membagikan video berdurasi 1 menit yang isinya narasi mengenai rencana WHO merekomendasikan pengeditan genetik manusia melalui vaksinasi dengan bantuan teknologi rekayasa genetika makhluk hidup. Nama Bill Gates disebut mendalangi rencana pengeditan genetik manusia itu.
Advertisement
Berikut narasi lengkap dalam video tersebut:
RENCANA MODIFIKASI GENETIK MANUSIA!
Baru-baru ini WHO merilis rekomendasi global pertama untuk modifikasi genetik pada manusia. Alasannya klasik untuk mempromosikan kesehatan masyarakat. Teknisnya, struktur DNA pada manusia kedepannya nanti akan diperbolehkan untuk di-edit dengan bantuan teknologi rekayasa makhluk hidup yaitu CRISPR. Jika genetik manusia dimodifikasi untuk tujuan tersebut. menjadi SAH dilakukan. Mengapa WHO berani mengeluarkan rekomendasi tersebut. Karena mereka telah berkonsultasi dengan ratusan peserta yang terdiri atas ilmuwan, peneliti, pemimpin agama, dan masyarakat adat. Rekomendasi tersebut jelas mengatakan rencananya semua negara akan dilibatkan, agar pengeditan manusia berjalan aman, efektif, dan etis.
Lalu siapa dalang dibalik Modifikasi Genetik pada manusia?
BILL GATES
Karena Bill Gates merupakan salah satu pendana terbesar WHO, sangat wajar jika mereka melakukan pekerjaan tersebut.
Akun Wahyu Firmansyah menyertakan narasi dalam unggahannya:
Rencana modifikasi genetik manusia
Sumber: Facebook (https://www.facebook.com/wahyu.firmansyah.f94/videos/224265659477153/)
Video yang sama juga diunggah akun Facebook: June Hotma Sinambela (https://m.facebook.com/hotma.j.sinambela.1) pada 10 Agustus 2021.
Sumber: Facebook (https://facebook.com/story.php?story_fbid=1773912809447817&id=100004873442239)
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa WHO merencanakan pengeditan genetik manusia melalui vaksinasi dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika makhluk hidup, tidak benar.
Kami menelusuri istilah yang disebut yaitu teknologi CRISPR/Cas9 atau Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats. Kami menemukan penjelasan bahwa teknologi tersebut adalah sebuah metode yang digunakan untuk memodifikasi gen (DNA) di dalam tubuh makhluk hidup.
CRISPR berasal dari fenomena mekanisme pertahanan bakteri ketika melawan virus yang mencoba berkembangbiak di dalamnya atau membunuh bakteri tersebut.
Sumber: Mengenal CRISPR, Metode Baru untuk Mengganti dan Modifikasi Gen | Kompas
CRISPR dapat digunakan untuk mengobati penyakit. Berbagai penyakit yang dapat diobati adalah penyakit keturunan cystic fibrosis, kebutaan, malaria, HIV dan juga mendesain calon bayi.
Namun sejauh ini metode CRISPR masih dalam tahap pengembangan dan uji coba, untuk mendapat lisensi keamanan jika diterapkan dalam tubuh manusia.
Sumber: WHO issues new recommendations on human genome editing for the advancement of public health | WHO
Meski begitu, mengutip turnbackhoax.id, vaksin Covid-19 tidak menggunakan metode CRISPR/Cas9, meski keduanya dapat melawan virus.
Hoaks ini sebenarnya telah muncul beberapa bulan lalu yang mengaitkan vaksin berbasis m-RNA seperti Pfizer, dapat mengubah DNA atau memodifikasi genetik manusia. Padahal, vaksin Covid-19 yang berbasis m-RNA tidak pernah memasuki ke dalam inti sel, tempat DNA atau materi genetik disimpan.
Sumber: [SALAH] WHO Merencanakan Modifikasi Genetik Manusia Melalui Vaksinasi | Turnbackhoax
Vaksin tipe mRNA membuat sel tubuh memproduksi protein, yang memicu respons imun. Respons imun tersebut akan menghasilkan antibodi, yang melindungi diri dari infeksi saat virus masuk ke dalam tubuh.
Sumber: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Jenis mRNA Dapat Mengubah Genetik Manusia | Kompas
Dalam situs resminya, WHO menjelaskan tujuan pengeditan genom manusia adalah untuk kesehatan publik, karena potensi manfaat yang besar yakni dapat mendiagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat, perawatan yang lebih tepat sasaran, pencegahan kelainan genetik, dan meningkatkan pengobatan untuk berbagai jenis kanker.
Sumber: WHO issues new recommendations on human genome editing for the advancement of public health | WHO
KESIMPULAN
Menurut hasil penelusuran kami, klaim dalam video yang dibagikan sejumlah akun Facebook mengenai WHO merencanakan pengeditan genetik manusia melalui vaksinasi dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika makhluk hidup, tidak benar.
Dalam situs resminya, WHO mengungkapkan tujuan pengeditan genom manusia adalah untuk kesehatan publik, karena potensi manfaat yang besar yakni dapat mendiagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat, perawatan yang lebih tepat sasaran, pencegahan kelainan genetik, dan meningkatkan pengobatan untuk berbagai jenis kanker.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut masuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |