CEK FAKTA: Rumah Sakit di Australia Penuh Pasien Terkena Efek Samping Vaksin Covid-19

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan seluruh rumah sakit di Australia penuh oleh pasien yang mengalami efek samping vaksin covid-19. Narasi tersebut dibagikan akun Twitter @RWMaloneMD pada 8 November 2021.
Akun tersebut membagikan tautan berisi video dengan judul HOSPITALS ALL OVER AUSTRALIA ARE OVERWHELMED BY VACCINE-INJURED PATIENTS. Orang dalam video itu diklaim Perdana Menteri Australia Barat, Mark McGowan yang memberikan keterangan yang membenarkan kabar tersebut.
Advertisement
Akun tersebut juga mencuitkan narasi yang sama dengan judul video:
HOSPITALS ALL OVER AUSTRALIA ARE OVERWHELMED BY VACCINE-INJURED PATIENTS
Terjemahan:
RUMAH SAKIT DI SELURUH AUSTRALIA KEWALAHAN OLEH PASIEN YANG ALAMI EFEK VAKSIN
Sumber: (Twitter) https://twitter.com/RWMaloneMD/status/1457406069836222466
CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa rumah sakit di seluruh Australia penuh oleh pasien yang mengalami efek samping vaksin covid-19, tidak benar.
Melansir Reuters, juru bicara Pemerintah Australia Barat menegaskan bahwa informasi yang mencatut McGowan adalah salah. McGowan tidak mengatakan bahwa rumah sakit di Australia penuh karena pasien mengalami efek samping vaksin, tetapi karena sistem kesehatan selama pandemi secara umum.
Juru bicara itu menambahkan bahwa McGowan sebenarnya mengacu pada “pengalaman umum yang dihadapi sistem kesehatan.”
Penuhnya rumah sakit akibat sistem perawatan kesehatan di Australia memang menjadi sorotan. Sebelumnya, Therapeutic Goods Administration (TGA) memantau dugaan efek samping vaksin yang dilaporkan ke Database of Adverse Event Notifications.
Basis data itu sendiri tidak dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang keamanan vaksin, karena laporan efek samping dipublikasikan terlepas dari apakah itu dinilai disebabkan oleh suntikan, kata TGA.
KESIMPULAN
Hasil penelusuran ti Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa rumah sakit di seluruh Australia penuh oleh pasien yang mengalami efek samping vaksin covid-19, tidak benar. Juru bicara Mark McGowan membantah informasi tersebut.
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, konten tersebut masuk ke dalam kategori misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
---
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |