Peristiwa Daerah

Larung Sesaji Selat Bali, Ikhtiar Spiritual Masyarakat Banyuwangi Pascatragedi KMP Tunu

Sabtu, 12 Juli 2025 - 16:44 | 10.28k
Kapten Sentot tengah berdoa, saat sesaji akan dibawa kapal Jambo VI untuk dilarung di tengah Laut Selat Bali. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Kapten Sentot tengah berdoa, saat sesaji akan dibawa kapal Jambo VI untuk dilarung di tengah Laut Selat Bali. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Deburan gelombang Selat Bali menghantam Dermaga Pelabuhan, angin laut kencang menghembus daratan. Sebuah gambaran suasana warga pesisir Ketapang Banyuwangi yang hidup berdampingan dengan lautan. Dibalik harmoni sebuah kehidupan masyarakat pesisir, sebuah tradisi spiritual yang telah mengakar kuat dalam denyut kehidupan. Larung Sesaji adalah bentuk penghormatan dan rasa syukur atas keselamatan dan penghidupan.

Pada, Sabtu (12/7/2025), Larung Sesaji yang diikuti puluhan masyarakat, yang diinisiasi oleh DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Banyuwangi, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi dan Indonesian National Ferry Owner Association (INFA) Banyuwangi jadi tanda pengharapan keselamatan.

Advertisement

Pelaksana Larung Sesaji, Kapten Budi Satriyo, SH. MH., atau akrab disapa Kapten Sentot mengatakan, ritual ini adalah bentuk menjaga harmonisasi antar makhluk ciptaan dengan sama-sama saling menguntungkan.

Tak hanya manusia yang bisa mendapat manfaat atau memanfaatkan laut yang telah dijaga oleh penjaga lautan, khususnya di Perairan Selat Bali. Tetapi juga manusia harus memberikan manfaat bagi mereka (penjaga laut) minimal dengan menghormati keberadaannya dengan memberikan rasa terimakasih yang disimbolkan dengan larung sesaji.

"Kebanyakan pelayaran hanya melintasi ini untuk kepentingan sendiri, keuntungannya. Tapi tidak memperhatikan yang menjadi penjaga keselamatan di Selat Bali ini, intinya harus selaras antar makhluknya," kata mantan Kapten yang sekarang jadi dosen di Politeknik Negeri Banyuwangi, Sabtu (12/7/205).

Nampak dalam sesaji, kepala Kerbau Jantan berusia 2 tahun berkalung bunga kantil yang dikelilingi ubo rampe berupa buah-buahan segar. Mulai dari buah kelapa, buah naga, pepaya, apel, pir, pisang, anggur, jeruk, salak hingga sayuran. Termasuk komponen penting yang wajib ada yakni Bubur Suro.

"Sesuai dengan tradisi dari leluhur yang telah melaksanakan dari ratusan tahun lalu, wajib menggunakan kepala kerbau jantan, dan dilakukan di Bulan Suro," papar Kapten Sentot.

Beralaskan rakit bambu hijau, sesaji dibawa menuju Dermaga LCM dengan dinaikkan Kapal Jambo VI. Tak luput dupa menancap dalam sesaji yang akan dilepaskan di tengah laut batas antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

"Jadi kita memberikan rasa syukur dan hormat kepada penjaga laut karena telah diberi penghidupan dan meminta keselamatan kepada penjaga laut yang diyakini masyarakat bernama Jogo Samudro," tutur Kapten Sentot.

Sementara itu, Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi, Nur Jatim juga mengatakan larung sesaji ini adalah tanda terimakasih dan rasa syukur kita sebagai manusia kepada Tuhan melalui perantara penjaga laut Selat Bali.

"Kegiatan ini akan kita lakukan setiap tahun sekali di bulan Suro," ucapnya.

Pihaknya juga berterimakasih kepada, Kepala KSOP Tanjungwangi Banyuwangi, Purgana, karena juga telah memprakarsai kegiatan Larung Sesaji pasca musibah yang terjadi kepada salah satu operatornya yakni tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali.

"Kami wajib bersyukur untuk tempat kami bekerja yakni lautan. Jadi kami wajib memberi ucapan terimakasih karena selama ini kami sudah dapat terlibat langsung membantu arus selalu lintas di Ketapang, Gimanuk," tutur Nur Jatim.

Adanya ritual Larung Sesaji menjadi sebuah harapan dalam keselarasan, untuk meminta dan mendapat keselamatan kepada sang pencipta melalui perantara Jogo Samudra di Perairan Selat Bali. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES