Cek Fakta: Klaim Es Kutub yang Mencair Tidak Mempengaruhi Volume Air
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Cek Fakta TIMES Indonesia mendapati klaim bahwa es kutub yang mencair tidak mempengaruhi volume air. Informasi ini diunggah oleh salah satu akun Facebook pada 1 Agustus 2023.
Unggahan mengenai klaim es kutub yang mencair tanpa memengaruhi volume air ini menampilkan tangkapan layar dari sebuah unggahan akun Twitter yang berbunyi:
Advertisement
"Pernah pesan Es Teh, lupa diminum?
Batu2 es nya mencair, kan?
Apakah lanyas airnya jd tambah banyak & tumpah?
Tidak, kan. Volume air nya tetap, tdak bikin air dlm es teh itu jadi lbh banyak.
Es yg mencair di Kutub, volume airnya tdk berubah sedikkitpun.Hanya beda bentuk."
https://twitter.com/DokterTifa/status/1559504519058563072
Tetapi, apakah klaim ini benar? Mari simak penelusuran Cek Fakta TIMES Indonesia.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta TIMES Indonesia melakukan penelusuran klaim bahwa es kutub yang mencair tidak memengaruhi volume air dengan menggunakan Google Search menggunakan kata kunci 'When ice on land ice sheets and glaciers melts, it adds water volume to the ocean'.
Penelusuran mengarahkan kami ke tulisan berjudul "Why are glaciers and sea ice melting?" yang dimuat di situs Worldwildlife.org.
Menurut situs Worldwildlife.org, saat ini, sekitar 10 persen dari luas daratan di Bumi ditutupi oleh es glasial. Hampir 90 persen dari es tersebut berada di Antartika, sedangkan 10 persen sisanya berada di lapisan es Greenland.
Pencairan gletser yang cepat di Antartika dan Greenland juga memengaruhi arus laut, karena sejumlah besar air lelehan gletser yang sangat dingin memasuki perairan laut yang lebih hangat memperlambat arus laut. Dan saat es di daratan mencair, permukaan laut akan terus naik.
Penelusuran juga mengarahkan kami ke tulisan berjudul "Why They Matter" yang dimuat di situs Nsidc.org.
Situs Nsidc.org menyebutkan, stabilitas lapisan es telah banyak berubah pada abad ke-21. Menurut laporan tahun 2021 dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), permukaan laut rata-rata di seluruh planet telah meningkat lebih cepat sejak tahun 1900, dibandingkan abad sebelumnya dalam setidaknya tiga ribu tahun terakhir.
Selama dua dekade pertama abad ke-21, kedua lapisan es tersebut menyusut, dan tingkat kehilangan es meningkat setiap dekade.
Pada tahun 2021, Lapisan Es Greenland dan Antartika secara kolektif menyumbang sekitar 400 miliar ton air setiap tahun dari gunung es atau limpasan air lelehan, menambahkan sekitar 1 milimeter ke permukaan laut setiap tahun. Sebagai aturan umum, setiap sentimeter (10 milimeter) kenaikan permukaan laut global, 6 juta orang lainnya terkena banjir pesisir.
Penelusuran juga mengarahkan kami ke tulisan berjudul "Climate Change Indicators: Ice Sheets" yang dimuat di situs U.S. Environmental Protection Agency, Epa.gov.
Situs Epa.gov menjelaskan bahwa saat lapisan es menyusut, air yang ditambahkan ke lautan menaikkan permukaan laut di seluruh dunia. Mencairnya lapisan es Greenland dan Antartika menyumbang sekitar sepertiga dari kenaikan permukaan laut global yang diamati antara tahun 2006 dan 2015.
Berdasarkan indikator Permukaan Laut, jumlah total es yang hilang di Greenland dan Antartika dari tahun 1992 hingga 2018 cukup untuk menaikkan permukaan laut di seluruh dunia dengan rata-rata sekitar tujuh per sepuluh inci. Sebagai perbandingan, permukaan laut rata-rata global meningkat sekitar 3 inci secara keseluruhan selama periode ini.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta TIMES Indonesia menunjukkan bahwa klaim es kutub yang mencair tidak mempengaruhi volume air tidak benar. Pencairan es kutub, seperti di Greenland dan Antartika, secara signifikan menyumbang peningkatan permukaan laut global, yang dapat berdampak pada banjir pesisir dan perubahan ekosistem laut.
Sumber:
Climate Change Indicators: Ice Sheets
Why They Matter
Why are glaciers and sea ice melting?
----
Cek Fakta TIMES Indonesia
TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 24 media dan satu komunitas (Mafindo) untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |