
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dengan kekayaan bersih US$ 665 juta atau setara Rp 9,6 triliun, Arini Saraswaty Subianto (47) baru-baru ini dalam daftar Indonesian Rich List-nya Majalah Forbes menahbiskannya sebagai wanita terkaya di Indonesia.
Ia masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Arini menduduki peringkat 44 dan ada satu lagi wanita terkaya Kartini Muljadi yang menduduki peringkat 49.
Advertisement
Sosok Arini, hampir tidak dikenal rakyat Indonesia. Namanya sempat dikait-kaitan dengan Prabowo Subianto. Eit...sama sekali gak ada hubungannya lho. Hanya karena kebetulan nama belakangnya saja yang sama "Subianto".
Rini Subianto adalah darah daging alias putri sulung dari Benny Subianto, konglomerat asal Madura yang pernah dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia pada tahun 2011, dan waktu itu ia menduduki peringkat 140.
Majalah Forbes adalah majalah yang sering menampilkan orang-orang terkaya di dunia.
Pada tahun 2013, majalah ini juga menempatkan Benny Subianto pada peringkat 37 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan $790 M per-November 2013. Usianya waktu itu 71 tahun.
Yuk, kita telusuri sejenak saja untuk sekedar tahu tentang sosok Benny Subianto yang saya ambil dari berbagai tulisan.
Benny Subianto adalah pengusaha bisnis batubara dan memiliki pendapatan pribadi. Ia menikah dan kemudian punya tiga orang anak yang semuanya perempuan.
Selain terkaya, gelar Benyny lainnya pemberi kontribusi terbesar dari 200 penyumbang pajak terbesar. Sebelumnya, alumni ITB Bandung jurusan Tehnik Mesin ini adalah wakil direktur dari PT Astra International Tbk.
Ia memiliki saham di sejumlah perusahaan. Misalnya di Adaro Energy. Total kekayaannya sekitar $ 1 miliar, atau sekitar $ 9 triliun. Proses ini tidak terjadi begitu saja terjadi padanya. Tengok saja, bahwa ia juga memiliki berbagai usaha dan investasi yang menjanjikan. Misalnya, ia adalah mantan Direktur PT. United Tractors Tbk yang bertanggung jawab untuk pengelolaan kelapa sawit.
Pria ini juga dikenal tidak suka difoto. Kunci keberhasilannya adalah, ia tidak pernah berhenti belajar. Setiap pengalaman dia jadikan pelajaran berharga yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup dan bisnisnya. Meski sibuk, ia masih menyempatkan diri bermain golf. Itu adalah hobynya.
Salah satu penampilan gemilangnya adalah membawa Adaro Energy masuk ke dalam 50 perusahaan terbaik di Asia versi majalah Forbes.
Majalah ini juga sempat menelusuri evolusi perusahaan selama 5 tahun. Benny Subianto berhasil membawa perusahaan ini yang awalnya bernama PT. Padang Karunia ini sukses besar. Ya, sebuah perusahaan pertambangan batubara yang mampu memproduksi hingga 42,2 juta ton per tahun.
Benny Subianto, pria asal Madura, pengusaha veteran yang merintis bisnis dari nol ini mengawali karirnya sebagai seorang salesman alat berat Astra International Tbk pada tahun 1969.
Adalah William Soeryadjaya kemudian mempercayainya mengembangkan ekspansi Astra ke bisnis baru dalam bidang perkebunan dan alat-alat berat.
Setelah itu Benny kemudian diangkat menjadi direktur utama di United Tractors (bagian dari Astra International) pada tahun 1984, yang pads akhirnya diberikan kepercayaan pada posisi Vice President Astra International.
Pada tahun 2002 Benny Subianto memutuskan untuk mengakhiri jabatannya dari Astra sebagai komisaris.
Jauh di luar itu, Benny adalah sosok pria yang mempunyai cita-cita tinggi, cerdas dan tenang. Jaringan bisnisnya sangat luas, dan sering membantu proyek teman-temannya.
Ia kemudian memutuskan bergabung dengan pengusaha lain diantaranya Garibaldi Tohir dan Edwin Soeryadjaja (anak pendiri Astra) untuk membeli saham Adaro Energy dan juga mengelola Triputra Group yang terdiversifikasi dan didirikannya bersama Teddy Rachmat pada tahun 1998. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Jakarta |