Ekonomi

Aksesoris Batu Alam Karya Optimistie Gems Pacitan yang Makin Mendunia

Kamis, 10 Januari 2019 - 11:09 | 193.41k
Istianah saat pameran dan kalung hasil karya Optimistie Gems Pacitan. (FOTO: Istianah for TIMES Indonesia)
Istianah saat pameran dan kalung hasil karya Optimistie Gems Pacitan. (FOTO: Istianah for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Membicarakan Pacitan seakan tiada habisnya. Seperti yang dilakukan Istianah, perempuan yang menggeluti karya seni dan aksesoris dari batu alam atau gemstone.

Dengan brand Optimistie Gems, Istianah kini mampu mengeksplore batu alam asal Pacitan menjadi karya seni craft yang memiliki keindahan dan nilai jual tinggi.

Advertisement

"Awalnya untuk mengisi waktu luang setelah pindah dari Jogja ke Pacitan. Kemudian saya eksplore tentang Pacitan, ketemulah karya berbahan batu alam," cerita alumni Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Perempuan yang tinggal di Jalan Sunan Gunung Jati, Bengkal, Tanjungsari, Pacitan Kota ini bercerita, booming akik pada tahun 2013-2014 menjadi titik baliknya dalam menggeluti dunia gemstone. 

Saat itu, ia ikut pelatihan dari Dinas Perindustrian Pemkab Pacitan lantaran kebingungan mencari kegiatan. Dari situ, karya pertamanya dia share ke medsos, terutama Facebook. Ternyata laku. "Saya makin bersemangat," ujarnya.

Karya Optimistie Gems saat ini sudah beragam. Ada bros, kalung, cincin, gelang dan karya yang sifatnya custom by request. "Kami terus berkembang dari kritik dan saran konsumen. Jadi jangan putus asa dengan kemauannya costumer," beber dia.

Per bulan, ibu yang memiliki empat mitra kerja itu membukukan omset rerata Rp 20-30 juta. Baginya mengekspore Pacitan tiada habisnya. "Pacitan itu kota yang menenteramkan."

Selain jualan lewat website : www.optimistiegems.com, facebook, dan IG ogwirejewelry, ia juga rajin ikut pameran. Dia pernah pameran internasional di Malaysia bareng PT. INKA serta UMKM lain binaan BUMN.

"Bagi saya jejaring itu yang utama. Karena di situ ada rejeki. Makin banyak networking, makin mengalir rejeki kita. Karya kami sudah sampai ke London, Malaysia, Afrika, dan Hongkong," tutur Istianah 

Baginya, perempuan harus berkarya tanpa meninggalkan keluarga. Jika tidak bekerja di kantoran, maka wanita harus bisa mengeksplore kekayaan daerah dan potensi diri. "Kita sebagai perempuan harus berdamai dengan kenyataan dan temukan sesuatu dari dalam diri kita sendiri."

Ke depan, Istianah ingin terus mengeksplore Pacitan. Karena kota 1001 gua ini kaya akan SDA, seperti pantai, gua, seni budaya, keramahan penduduk dan lainnya. Itulah sebabnya, ia mengajak masyarakat mengunjungi website www.optimistiegems.com untuk mengintip aksesoris juga karya seni batu alam asal Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES