Guru Besar FEB UB, Beberkan Kedaulatan Ekonomi Kerakyatan Gus Dur

TIMESINDONESIA, MALANG – Guru Besar FEB (Fakultas Ekonomi Bisnis) UB (Universitas Brawijaya), Sri Edi Swasono mengungkapkan, bahwa sistem kedaulatan ekonomi kerakyatan yang pernah diterapkan oleh Presiden RI ke-IV, Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Menurutnya, sistem kedaulatan ini berhasil mengangkat perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.
Edi mengatakan kedaulatan ekonomi adalah mengabadikan kedaulatan rakyat dan kedaulatan negara. Pengabdian ini mengambil berbagai bentuk, baik penjualan maupun pengadaan yang tidak menjaga dengan baik sovereignty dan teritorial integritas Indonesia, yang pada hakikatnya dari kacamata ekonomi adalah penggusuran 'daulat rakyat' oleh 'daulat pasar'.
Advertisement
"Negara harus tampil, keberadaan pimpinan nasional tidak boleh lagi lengah apalagi absen," kata Edi saat mengisi Halaqah Ekonomi, Kamis (31/1/2019), yang membahas tentang 'Membedah Konsep Ekonomi Gus Dur'.
Berangkat dari hal itu, Edi menilai perlu ada pengkajian sistem bisnis pemberlakuan E-Money (E-voucher). Sebab sistem ini mengharuskan pembayaran di lingkungan ekslusif tidak dilakukan secara tunai.
"Ini adalah suatu penggarisan territorial imperative, suatu territorial warfare yang secara terang-terangan merupakan perenggutan kedaulatan negara. Ini sangat disayangkan," katanya.
Edi menjelaskan sistem ini berbeda dengan konsep penguatan kedaulatan ekonomi kerakyatan. Penguatan ekonomi kerakyatan menjadi fondasi bagi mewujudkan kedaulatan ekonomi.
"Karakter utama dari ekonomi kerakyatan adalah dihilangkannya watak individualistik dan liberalisastik dari jiwa perekonomian Indonesia," tambahnya.
Ia menyebutkan misi utama dalam konsep ekonomi Gus Dur adalah meningkatkan kemandirian ekonomi sosial dan menjadikan rakyat sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Hal itu merupakan cara untuk menwujudkan kedaulatan ekonomi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam Halaqah Ekonomi yang digelar CIES FEB UB, turut menghadirkan Mantan Menteri Ekonomi kabinet Gus Dur, Rizal Ramli.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Malang |