Dulu Dikenal Sebagai Ikan Tarung, Kini Ikan Cupang Menjelma Jadi Ikan Hias Bernilai Jual Tinggi

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Terkenal sebagai ikan yang kerap dijadikan ikan tarung, Ikan Cupang kini mulai dikenal sebagai ikan hias untuk mempercantik rumah dan bernilai jual tinggi.
"Kalau dulu dicari untuk diadu, sekarang ikan Cupang dicari untuk dijadikan hiasan aquarium, untuk semakin mempercantik rumah," kata salah satu penggemar sekaligus pembudidaya ikan ikan Cupang dari Lamongan, Anto Juher Purwanto, Sabtu (2/2/2019).
Advertisement
Untuk membudidayakan ikan berekor indah ini, Anto mengaku, ia membeli indukan Ikan Cupang dari Thailand. Indukan tersebut diantaranya seperti ikan cupang berjenis Plakad Koi Nemo, Emerald Candy, Nemo Galaxy, Candy Galaxy, Nemo Cooper dan Black Samurai.
Cara mengembangbiakkan ikan Cupang dari indukan sangat mudah, satu ekor betina dan jantan berumur 4 sampai 6 bulan dimasukkan ke dalam ember yang sudah disiapkan serta diberi isolasi sebagai tempat produksi ikan agar telur bisa menempel di isolasi.
Saat memasukkan ikan, lanjut Anto, ikan jangan sampai ditinggalkan karena ikan bisa saling adu sehingga ikan indukan bisa mati.
"Kalau tidak ada perkelahian tentunya keesokan harinya telor sudah menempel di isolasi dan ikan harus diambil karena kalau dibiarkan bisa rusak dan dimakan indukan," katanya.
Setelah berusia satu minggu, tutur Anto, ikan tersebut ditaruh dalam bak besar untuk pembesaran serta diberikan makan kutu air dan setelah satu bulan baru diberikan makan cacing sutra.
Usia tiga bulan, kata Anto, ikan-ikan cupang ini diberi makan cacing beku dan udang yang dihaluskan.
"Sebelumnya, pada usia satu bulan, ikan-ikan ini dipindahkan ke tempat baru lagi dengan diberikan daun ketapang untuk mengeluarkan warna dan bintik warna pada ikan."
Terakhir kali Anto menetaskan sebanyak 400 ekor ikan Cupang, namun setelah dilakukan perawatan hanya yang bisa dijual hanya 100 ekor ikan yang hidup.
"Kendalanya adalah cuaca, karena ikan Cupang tentunya butuh tempat yang tidak terlalu panas," paparnya.
Lebih lanjut Anto mengatakan, sebenarnya perawatan ikan Cupang sendiri sangat mudah, karena bisa ditaruh di mana saja, asalkan perawatan dan makanan setiap hari serta kebersihan air terjaga.
"Beda dengan ikan yang lainya yang membutuhkan sirkulasi udara atau yang lainnya," tutur Anto.
Pria yang bekerja di Bagian Humas dan Protokol Pemkab Lamongan ini menjelaskan, yang susah adalah agar bisa mendapatkan warna ikan yang cerah. Namun untuk hal ini, Anto mengaku sudah memiliki cara tersendiri.
"Untuk bisa mendapatkan warna yang cerah dan beragam, saya menggunakan daun Ketapang kering yang dimasukkan langsung ke dalam aquarium selama dua sampai tiga hari, baru setelah itu dilakukan penggantian air," ucapnya.
Ikan Cupang hasil budidaya Anto ini pun tidak hanya dijual ke Kabupaten tetangga seperti Tuban, Bojonegoro dan Gresik, namun Anto juga mengaku pernah mengirim ikan Cupang ke Jakarta, Serang Banten hingga Boyolali.
"Pengiriman ke tempat yang jauh dibutuhkan waktu selama tiga hari, dan karena ikan ini sangat kuat dan tahan lapar, pasti masih hidup ketika sampai di tempat langganannya," paparnya.
Harga ikan cupang hias ini pun sangat bervariasi, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 800 ribu per ekor, tergantung jenis dan coraknya.
"Paling mahal sendiri, ikan Cupang jenis Nemo Cooper dengan harga Rp 800 ribu sedangkan Black Samurai harganya Rp 400 ribu," tutur Anto yang sudah berbisnis ikan Cupang selama 2 tahun ini.
Kini, Anto pun mulai kehabisan tempat untuk budidaya ikan Cupang ini, sejumlah toples bekas permen dan aquarium ukuran 10x10 Cm serta 10x 15 cm tertata rapi di depan rumahnya dijadikan wadah untuk membudidayakan ikan Cupang, yang dulu lebih dikenal sebagai ikan tarung ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Lamongan |