Ekonomi

Dari Dusun Terpencil, Kain Stocking Disulap Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomi Tinggi

Jumat, 01 November 2019 - 15:47 | 511.10k
 Dwi Lestari di depan hasil usaha kreatifnya dan Pangdivif 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto, S.A.P., M.Si., M.Tr (Han) sempat menerima kenang-kenangan kerajina dari pesanan Kepala Desa Kedungsalam,  Misdi. (FOTO:widodo irianto/TIMES Indones
Dwi Lestari di depan hasil usaha kreatifnya dan Pangdivif 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto, S.A.P., M.Si., M.Tr (Han) sempat menerima kenang-kenangan kerajina dari pesanan Kepala Desa Kedungsalam, Misdi. (FOTO:widodo irianto/TIMES Indones
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGKain stocking di tangan Dwi Lestari (41) bisa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. Warga dusun terpencil, Dusun Sumbersih, Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini mampu menyulap stoking menjadi barang kerajinan berupa bunga yang indah.

Berbicara kain stocking, selama ini yang terbayang adalah kaos kaki tipis, elastis yang biasa dikenakan kaum hawa. "Ya memang namanya kain stocking. Tapi ini memang khusus untuk bahan kerajinan," kata Dwi.

Advertisement

Bunga-Kain-2.jpg

Dusun Sumbersih, adalah salah satu dusun yang terpencil di wilayah Donomulyo. Mayoritas mata pencahariannya masyarakatnya memang bertani. Dusun ini bagian dari wilayah Malang Selatan yang identik dengan daerah minus. Namun istilah itu (minus) sekarang sudah tidak populer lagi.

Namun yang jelas, dusun ini selama satu bulan (tanggal 2 sampai 31 Oktober 2019) lalu menjadi sasaran TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) 106 Kodim 0818 Kabupaten Malang-Kota Batu. Para tentara mengerjakan banyak kegiatan pembangunan di sana mulai rabat jalan sepanjang 800 meter lebih, rehabilitas 31 rumah layak huni, rehabilitasi mushola, pembuatan irigasi, jambanisasi, pipanisasi, dan sebagainya.

Potensi dusun ini memang hasil kebun, seperti buah-buahan. Mangga misalnya,  atau pisang. Namun dalam keadaan musim kemarau yang berkepanjangan seperti saat ini, keadaan jadi sulit. Apalagi kawasan ini menjadi bagian dari kawasan pegunungan batu kapur, sehingga sulit mendapatkan air dalam keadaan musim seperti ini.

Dwi Lestari, mantan TKW yang istri Kepala Dusun setempat, hadir mengajak kaum wanita mengembangkan usaha lewat kerajinan tangan dari bahan kain stocking ini. "Saya belajar otodidak, setelah saya melihat di Taiwan selama saya menjadi TKW," ujar Dwi.

Setelah pulang ke tanah air ia pelajari sendiri ilmu itu. "Alhamdulillah bisa. Bahkan saya bisa menambah penghasilan setidaknya Rp 2 juta setiap bulan dari hasil penjualan secara online hasil kerajinan tangan berupa bunga dari kain stocking ini," tuturnya.

Bunga-Kain-3.jpg

Bahkan momen-momen tertentu, seperti Idul Fitri misalnya, pendapatannya bisa sampai Rp 10 juta. "Ini penghasilan yang luar biasa bagi saya warga dusun yang terpencil di daerah tandus seperti ini, dan saya sangat bangga dengan itu," tambahnya.

Untuk itulah Dwi Lestari mengajak kaum muda terutama ibu-ibunya untuk mengikuti jejaknya dengan cara ikut pelatihan membuat bunga dari stoking.

Dalam berbagai pertemuan pelatihan, lanjut Dwi, memang ada saja yang mengikuti. Tetapi begitu menginjak taraf pembuatan detail kerajinan itu,  mereka banyak yang menyerah. "Tidak telaten, katanya. Mereka milih di kebun saja," ujar Dwi.

Hasil kerajinan bunga dari kain stocking itu, Dwi menjual mulai harga Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu. "Juga tergantung pesanan. Beberapa waktu lalu ada yang pesan bunga Sakura dengan ukuran besar. Karena besar dan njlimet harganya mencapai Rp 800 ribu," kata Dwi.

Memang dibutuhkan ketelatenan dalam membuat bunga dari bahan kain stocking ini. Apalagi bila mode bunga-bunga tertentu yang karakternya banyak lekukan, maka kuncinya ada di ketelatenan, dan Dwi Lestari telah membuktikan hal itu.

Dwi sebenarnya juga ingin mengembangkan usaha bunga dari kain stocking agar lebih dikenal khalayak. Tapi ia sedang mengumpulkan modal, untuk rencana pengadaan tempat atau gerai untuk penjualan usaha kreatifnya itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES