
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mitsubishi Heavy Industries Ltd, sedang mempertimbangkan mengembangkan pesawat jet penumpang pertama bernama Mitsubishi SpaceJet atau Mitsubishi Regional Jet.
Perusahaan ini juga tengah serius mempertimbangkan untuk mengurangi staf dan anggarannya di tengah penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi virus corona baru.
Advertisement
Anak perusahaan perusahaan Jepang, Mitsubishi Aircraft Corp ini, seperti dilansir The Japan Times, telah mengembangkan pesawat kecil bernama Mitsubishi SpaceJet, yang sebelumnya dikenal sebagai Mitsubishi Regional Jet.
Pengiriman awalnya ke All Nippon Airways Co., yang semula direncanakan untuk 2013, namun kemudian ditunda hingga 2021, atau mungkin nanti, karena masalah dengan suku cadang dan kurangnya keahlian teknis.
Jet penumpang ini, jika berhasil diluncurkan, akan menjadi pesawat komersial pertama yang diproduksi di dalam negeri Jepang dalam setengah abad, setelah pesawat turboprop YS-11 oleh Nihon Aircraft Manufacturing Corp., sebuah perusahaan publik-swasta, setengah abad lalu.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat (23/10/2020), Mitsubishi Heavy mengatakan "berbagai kemungkinan" sedang dipertimbangkan tetapi belum ada keputusan yang dibuat.
Dikatakan, perusahaan berencana akan menjelaskan sikapnya pada 30 Oktober 2020 mendatang ketika strategi jangka menengahnya diumumkan.
Pemerintah Jepang telah mendorong pengembangan jet buatan dalam negeri itu sejak awal 2000-an setelah proyek YS-11 gagal membuahkan hasil sebagai bisnis. Mitsubishi Heavy, produsen jet tempur dan roket kemudian, meluncurkan proyek jet regional pada 2008 dan penerbangan perdananya dilakukan pada November 2015.
Pengiriman Mitsubishi SpaceJet telah tertunda enam kali sejauh ini meskipun sekitar ¥ 1 triliun ($ 9,6 miliar) telah dikucurkan untuk pengembangan pesawat ini.
SpaceJet dirancang untuk mengangkut sekitar 90 penumpang dengan apa yang oleh perusahaan disebut efisiensi bahan bakar yang "mengubah permainan".
Mitsubishi Heavy kemungkinan akan terus mengincar sertifikat tipe untuk jet tersebut, kata sumber tersebut.
Pada tahun bisnis hingga Maret lalu, Mitsubishi Heavy membukukan kerugian operasional untuk pertama kalinya dalam dua dekade karena membengkaknya biaya pengembangan SpaceJet.
Pada bulan Mei, Presiden Seiji Izumisawa mengatakan perusahaan akan meninjau jadwal pengembangan "secara keseluruhan" dan mengumumkan rencana untuk mengurangi lebih dari setengah pengeluaran untuk proyek tersebut menjadi sekitar ¥ 60 miliar pada tahun fiskal 2020 hingga Maret mendatang.
Mitsubishi Heavy akan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan pengembangan jet regional sambil menilai permintaan penerbangan.
Sebelum pandemi virus corona, banyak maskapai penerbangan fokus beralih ke pesawat yang lebih kecil karena efisiensi bahan bakar ditengah meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim.
Tetapi maskapai penerbangan sekarang berjuang karena pandemi telah menyebabkan banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan, yang mengakibatkan penurunan permintaan untuk pesawat komersial.
Karena itulah Mitsubishi Heavy Industries Ltd, sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan pesawat jet penumpang pertama kalinya dengan nama Mitsubishi SpaceJet atau Mitsubishi Regional Jet. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |