Terminal Tumpang Telah Menjadi Penyangga Wisata Bromo Tengger Semeru

TIMESINDONESIA, MALANG – Terminal Tumpang telah siap menjadi salah satu penyangga kawasan wisata Bromo Tengger Semeru dengan ditatanya berbagai fasilitas seperti untuk kios kuliner 24 jam, sarana ibadah, area parkir untuk jip dan lainnya.
Konsep penataannya dipandegani langsung Dinas Perhubungan Kabupaten Malang. Area yang dulunya kumuh penuh dengan PKL tanpa penataan yang bagus, kini disulap menjadi tertata dan rapi.
Advertisement
Pengelolaannya kios-kios kuliner itu juga diserahkan kepada paguyuban pedagang kuliner. Begitu juga pengelolaan jip wisatanya.
Untuk memfasilitasi mereka juga telah dibuatkan kantor khusus, misalnya untuk pengelolaan jip. Paguyuban jip wisata di Tumpang dan sekitatnya mempunyai anggota sekitar 225.
"Kami mencoba mengangkat lebih baik lagi perekonomian para PKL itu dengan konsep wisata. Kita semua tahu bahwa Tumpang adalah pintu gerbang masuk kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru," tutur Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, Drs. Hafi Luthfi.
Sementara puluhan tahun terminal Tumpang tidak berdayaguna secara maksimal. Tetapi setelah Pemerintah Kabupaten Malang berupaya memajukan industri pariwisata dengan menggelorakan Gerakan Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona, Dishub menangkap hal itu dengan program pemberdayaan terminal di Tumpang.
"Kami sangat berterimakasih diberi kepercayaan langsung oleh Dinas Perhubungan untuk mengelola kios-kios kuliner disini. Karena di terminal sinilah menjadi satu-satunya tempat paling strategis untuk para wisatawan baik yang menuju Bromo maupun pendaki gunung Semeru," kata Ketua Paguyuban Pedagang Kuliner Terminal Tumpang, Lukman Faliq.
Keberadaan kios-kios dan sarana. pendukung seperti tempat ibadah juga tidak ada pengaruhnya terhadap pasar Tumpang. Diketahui bahwa terminal Tumpang itu areanya tepat di depan Pasar Tumpang.
"Penataan ini sudah bagus, karena bisa mempercantik wajah pasar Tumpang. Apalagi yang disajikan kios terminal materi dagangannya adalah kuliner. Berbeda dengan pedagang pasar," ujar seorang pedagang pasar Tumpang, H Nuryatim.
Ada sekitar 43 pedagang kuliner yang menghuni kios-kios terminal Tumpang itu. Padahal semula Dinas Perhubungan melalui APBD telah menanggarkan Rp 200 juta untuk pengadaan 39 kios.
"Namun karena antusias para pedagang kuliner di terminal sini tinggi, 4 kios kami bangun dengan swadaya pedagang sendiri," tambah Lukman.
Kini proses pembangunan kios Terminal Tumpang itu sedang mendekati selesai. Beberapa kios tampak sedang dalam taraf finishing. Dinas Perhubungan sendiri juga menata dengan pengadaan Pos Pantaunya di situ. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |