Ekonomi

Hasil Pertanian Pangandaran Berpeluang Dipasarkan ke Hotel dan Restoran

Sabtu, 10 April 2021 - 23:26 | 48.63k
Salah satu lahan pertanian sayuran milik petani di Pangandaran. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Salah satu lahan pertanian sayuran milik petani di Pangandaran. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Hasil pertanian di Pangandaran memiliki peluang dipasarkan ke hotel dan restoran. Peluang tersebut diukur dari kebutuhan komoditas hasil pertanian yang menjadi konsumsi tamu hotel dan restoran yang datang.

Salah satu warga Kabupaten Pangandaran Hamdan mengatakan, kebutuhan hotel dan restoran yang terkecil di antaranya bahan sayuran.

Advertisement

"Setiap restoran di sentra seafood Pamugaran, Pangandaran setiap hari membutuhkan bahan sayuran," kata Hamdan, Sabtu (10/4/2021).

Pertanian Pangandaran a

Hamdan menambahkan, rata-rata dalam satu hari restoran membeli sayuran dari pasar menghabiskan uang belanja Rp500 ribu.

"Peluang ini harus diresponS petani sebagai pemulihan ekonomi dampak pandemi Covid-19," tambahnya.

Selama ini petani yang berkebun di Pangandaran hanya bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saja.

"Petani di kita harusnya bisa mebaca peluang bisnis dan menjadi rangkaian dalam memenuhi kebutuhan konsumen dari hasil bercocok tanam," terang Hamdan.

Mirisnya, selama ini pasar sayuran di Pangandaran dikirim dari luar daerah di antaranya dari Kota Banjar dan Jawa Tengah.

Meskipun wilayah pesisir, menurut Hamdan, Pangandaran memiliki kawasan bukit yang memiliki kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk menanam sayuran.

"Pemerintah melalui Dinas Pertanian harus bergerak mendampingi petani untuk menangkap peluang bisnis sayuran," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Sutriaman mengatakan, kapasitas produksi sayuran hasil petani Pangandaran belum signifikan.

"Hingga kini belum ada kawasan yang menjadi sentra penghasil dan hasil pertanian hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga saja," kata Sutriaman.

Sutriaman mengaku akan sulit untuk mengubah pola pikir pengolah pertanian di Pangandaran, karena paradigmanya lahan sawah harus dijadikan tanaman padi saja. Jika secara tiba-tiba petani di Pangandaran diajak langsung menanam sayur diladang miliknya, mereka tidak mau mengganti tanaman padi dengan sayuran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES