Surdi, Perajin Kasur Kapuk asal Madiun yang Tetap Bertahan Demi Lanjutkan Usaha Turun Temurun

TIMESINDONESIA, MADIUN – Seolah tak lekang oleh waktu, kasur kapuk randu masih bertahan hingga kini. Adalah Surdi, warga Desa Sobrah RT 006 RW 002 Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun yang masih bertahan menjalankan usaha membuat kasur dari kapuk randu. Padahal, tren saat ini di era modern, sudah banyak warga meninggalkan kasur kapuk randu dan beralih ke spon maupun springbed.
Apa yang melandasi Surdi bertahan? Diakuinya, membuat kasur kapuk randu tak mudah alias begitu rumit. Tak hanya itu, bahan baku hingga pemasaran juga menjadi tantangan tersendiri.
Advertisement
"Juga tenaga kerja. Hampir tidak ada orang yang mau bekerja membuat kasur kapuk. Bahan baku, juga tidak banyak orang menjualnya," katanya.
Tapi, dia punya alasan untuk tetap bertahan. "Alasan saya masih tetap membuat kasur kapuk sampai sekarang adalah untuk melestarikan tradisi turun temurun dari keluarga saya, karena kalau bukan saya siapa lagi yang mau meneruskannya," papar Surdi, pria kelahiran 1980 ini.
Surdi menunjukkan kapuk untuk isi kasur. Kesulitan bahan baku kadang memaksanya mencari kapuk randu hingga luar daerah (Foto: Agus Afandi/TIMESIndonesia)
Pria kelahiran Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ini juga menceritakan di awal-awal dia merantau ke Madiun tahun 2002 lalu, ikut usaha jasa penyewaan terop. Setelah beberapa tahun, dia mencoba mandiri sebagai pembuat kasur kapuk.
Saat memulai usahanya, dia kesulitan mendapatkan bahan baku. Surdi mencari kapuk langsung dari pohonnya.
Memetiknya, lalu memasukkannya ke dalam selambu, dipukul-pukul, setelah kapuknya terpisah lalu dipakai untuk membuat kasur.
Untuk membuat kain kasurnya pun tahapannya cukup rumit. Yakni dari kain, lalu dicuki atau dijahit untuk mengatur ketebalan kasur dan tonjolan-tonjolannya sehingga nyaman saat dipakai. Setelah proses menyuki selesai, lalu diisi kapuk randu.
Untuk proses pembuatannya tidak terlalu lama.
Satu unit kasur ukuran 120 cm x 200 cm memakan waktu kurang lebih 3-4 jam, mulai dari penjahitan atau nyuki hingga pengisian kapuk. Per kasur menghabiskan kapuk hingga 11 kilogram. Harga jual kapuk ukuran ini sebesar Rp 500.000.
Tentang pasar, Surdi tidak terlalu banyak berharap. Karena peminat kasur kapuk memang sudah jarang. Dia hanya membuat saat ada pesanan atau diminta memperbaiki kasur lama. Misalnya ganti bungkus dan atau tambah isi.
"Untuk menambah penghasilan, saya menerima pesanan korden dan pemasangannya. Juga menyediakan kasur busa dan springbed," kata Surdi, warga Sobrah, Kabupaten Madiun perajin kasur kapuk randu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Rizal Dani |