Program Desa Berdaya DPMD Provinsi Jatim Hasilkan Desa Maggot di Kabupaten Mojokerto

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Program Desa Berdaya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mengeluarkan anggaran Rp 100 juta untuk 151 Desa Mandiri di Jawa Timur. Bantuan ini difokuskan untuk pemulihan ekonomi masyarakat imbas pandemi covid-19. Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto menjadi salah 1 dari 151 Desa Mandiri di Jawa Timur.
Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendesa Nomor 303 Tahun 2020 diantara 299 Desa di Kabupaten Mojokerto, tidak ada desa tertinggal. Lebih terperinci terdapat 163 Desa berkembang, 114 Desa maju, dan 22 Desa Mandiri.
Advertisement
Jajaran perangkat Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto setelah menunjukkan budidaya maggot kepada TIMES Indonesia, Rabu (22/12/2021) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto berdasarkan keputusan Dirjen PPMD Kemendesa Nomor 303 Tahun 2020 tergolong Desa Mandiri. Indeks Ketahanan Sosial (IKS) pada angka 0.9029. Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) pada angka 0.8333. Sedangkan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL) di angka 0.8000. Untuk nilai Indeks Desa Membangun (IDM) berada pada angka 0.8454.
Kepala Desa Sidoharjo, Rif'an Hanum mengatakan bahwa Desa Sidoharjo menjadi salah satu Desa Terbaik di Kawasan Jawa Timur dari 7.700 Desa dalam pengelolaan sampah. Desa ini juga mendapatkan hadiah dari Gubernur Jawa Timur melalui program Desa Berdaya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) sebesar Rp 100 juta.
Bantuan keuangan itu kemudian direalisasikan dalam bentuk budidaya maggot. Hal ini dilatarbelakangi semangat Pemerintah Desa untuk memanfaatkan sampah dari tidak bernilai ekonomis menjadi layak jual.
"Sebagian besar Desa di manapun berada, sampah dibuang ke tanah pekarangan kosong, dibuang di sungai atau dibakar jadi tidak ada Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat maupun tidak mendidik," jelas Hanum kepada TIMES Indonesia, Rabu (22/12/2021).
Pengelola budidaya maggot Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto saat menunjukkan prepupa yang dijual Rp 55 ribu perkilogram, Rabu (22/12/2021) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Budidaya maggot sendiri dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sidoharjo. Tempat budidaya maggot ini terletak di Balai Balai Dusun Simpang, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Semenjak diresmikan pada tanggal 10 Desember 2021 lalu, budidaya maggot perlahan menghasilkan. 1 gram telur maggot mampu menghasilkan antara 3-4 kg maggot.
"Skala produksi untuk maggot berkisar antara 5-10 kg per harinya. Produksi masih kita batasi soalnya di tengah-tengah pemukiman padat penduduk," ungkap Hanum.
Budidaya maggot BUMDes Sidoharjo ini telah menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk kas desa. Penjualannya perhari rata-rata antara Rp200 - 350 ribu rupiah.
"Untuk telur per 100 gram kita bisa menjual Rp5 ribu, untuk maggotnya per 1 kilogram Rp5 ribu. Ada juga yang maggot hitam itu bisa sedikit mahal, perkilogram Rp55 ribu. Sedangkan kita juga punya produk maggot oven kemasan 100 gr, kita jual Rp10 ribu. Tapi ini masih dalam pengembangan," ujarnya.
Langkah awal membangun budidaya maggot yang merupakan bagian dari Program Desa Berdaya DPMD ini akan terus dikembangkan. Jangka panjangnya Desa Sidoharjo akan membuka sekolah pengelolaan lingkungan yang terbuka bagi siswa-siswi dari sekolah dasar hingga menengah atas. "Ke depannya progam ini akan membuka sekolahan pengelolaan lingkungan terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar dan kami akan berikan benih maggot gratis untuk dibudidayakan di tempat asal masing-masing," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |