
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Posisi utang Indonesia terus mengalami kenaikan. Per Februari 2022, telah menembus Rp7.014 triliun. Dengan begitu, rasio utang terhadap produk domestik bruto atau PDB naik jadi 40,17 persen.
"Per akhir Februari 2022, posisi utang Pemerintah berada di angka Rp7.014,58 triliun dengan rasio utang Pemerintah terhadap PDB sebesar 40,17 persen," demikian tulis Kementerian Keuangan dalam rilis APBN KiTa Maret 2022 dikutip TIMES Indonesia Jumat (1/4/2022).
Advertisement
Dijelaskan, utang itu ada dua bagian. Pertama, Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman. Surat utang total Rp6.164 triliun atau 87,88 persen dari total utang yang ada.
Utang itu terdiri atas surat berharga dengan denominasi rupiah senilai Rp4.901 triliun dengan rincian Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp4.054 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp847 triliun.
Selain itu, surat utang yang berdenominasi valuta asing (valas) sebesar Rp1.262 triliun dengan rincian SUN sebesar Rp978 triliun dan SBSN sebesar Rp282 triliun. Sementara untuk pinjaman saat ini berada di posisi Rp850 triliun atau 12,12 persen dari total utang yang ada.
Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani yakin Indonesia mampu membayar utang yang sudah ditarik selama ini. Termasuk lonjakan ketika pandemi Covid-19.
"Kita tambah defisit kalau kita yakin kita akan pulih ya nggak apa-apa, karena kita yakin bisa membayar kembali," katanya dalam sosialisasi UU HPP di Jawa Tengah beberapa waktu lalu soal utang Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |